UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

KOREA – PARA PEKERJA GEREJA BERTERIMA KASIH KEPADA PUSAT KONSELING ATAS PELAYANANNYA SELAMA DUA DEKADE

Mei 12, 2008

Para imam, religius, dan kaum awam berterima kasih kepada sebuah pusat konseling di Seoul karena membimbing mereka dalam kehidupan spiritual.

 Sekitar 200 partisipan, kebanyakan dari mereka itu suster, menghadiri perayaan peringatan 20 tahun Religious Consultation Center (Pusat Konsultasi Religius) di Seoul itu pada 3 Mei. Uskup Auksilier Seoul Mgr Andrew Yeom Soo-jung memimpin perayaan Ekaristi. Delapan imam menjadi konselebran termasuk Pastor Jeremiah Cotter S.S.C, pendiri dan mantan pimpinan pusat itu.

 Pastor Vincenzo Boredo OMI asal Italia mengatakan kepada UCA News pada 6 Mei, konseling yang ia terima sebulan sekali dari Pastor Cotter selama 12 tahun telah membantunya untuk tetap kuat dalam kehidupan spiritualnya dan menyelesaikan berbagai masalah personal dan pastoralnya.

 Pastor Boredo telah menolong kaum miskin dan gelandangan serta kaum muda di Suwon, 30 kilometer selatan Seoul. Tetapi dia mengatakan bahwa Pastor Cotter membantunya untuk mempertahankan identitasnya sebagai seorang misionaris dan menemukan sebuah jalan ke depan. “Pastor Cotter adalah malaikat pelindung saya selama ini,” katanya.

 Bertha, 73, seorang pensiunan pekerja Gereja yang tidak mau menyebut nama lengkapnya, mengucapkan terima kasih pada pusat konseling itu karena telah membantunya mengenali perasaan-perasaan yang tertekan.

 Perempuan awam yang pernah berkarya bersama para pekerja muda itu mengatakan kepada UCA News pada 3 Mei: “Setelah mengikuti konseling selama enam bulan tahun 2004, saya akhirnya bisa mengekspresikan perasaan-perasaan saya dengan bebas. Pusat itu memberi saya kesempatan yang luar biasa untuk merenungkan 40 tahun karya saya. Dengan begitu, saya dapat menyembuhkan luka-luka batin saya, yang sebelumnya bahkan saya tidak menyadarinya dengan jelas.”

 Suster Christa Lee Young-ok dari Kongregasi Sabda Suci mengatakan pada UCA News 6 Mei bahwa kongregasinya mewajibkan semua calon mengikuti tes psikologi di pusat konseling itu sejak 2004.

 “Pusat itu memberi beberapa komentar tentang tabiat setiap calon, termasuk kelebihan dan kekurangannya. Saya menggunakannya sebagai acuan untuk melihat perkembangan spiritual dan kehidupan berkomunitas mereka,” jelas Suster Christa.

 Dalam kotbahnya, Uskup Yeom memuji pusat konseling itu. “Pusat konseling ini telah memperhatikan para imam dan religius tidak hanya secara psikologis tapi juga secara spiritual, yang memang sangat diperlukan,” katanya.

 Pastor Cotter yang menerima medali penghargaan ucapan terimakasih dari pusat konseling itu pada saat perayaan Ekaristi, mengatakan bahwa hadiah ini akan lebih pantas sebagai rasa terima kasih pada semua orang yang membutuhkan bimbingan yang datang ke pusat konseling itu selama lebih dari 20 tahun terakhir.

 Selanjutnya dia berbicara pada UCA News tentang alasan dia mendirikan pusat konseling itu. Jumlah umat Katolik di Korea Selatan meningkat cepat di awal 1980-an, “dan para imam serta religius sering merasa kewalahan dalam menghadapi hubungan antara kaum awam dengan diri mereka di paroki dan di komunitas biara,” katanya. “Terkadang mereka menghadapi krisis identitas sebagai seorang imam atau religius.”

 Theresa Hwang Chung-soon, pemimpin pusat konseling yang sekarang, berbicara pada saat perayaan Ekaristi bahwa pusat konseling itu telah menangani 24.044 orang selama 20 tahun terakhir. Di antara mereka, 43,1 persen adalah religius, 30,6 persen seminaris dan para calon dari kongregasi, 23,7 persen kaum awam, dan 2,6 persen imam. Kaum wanita tercatat lebih dari 80 persen dari jumlah total itu yang memanfaatkan pelayanan di pusat itu, termasuk konseling kelompok, tes psikologis, dan bimbingan profesional bagi para mahasiswa psikologi tingkat sarjana.

 Dalam sebuah pesan lewat video yang disampaikan pada saat Ekaristi, Uskup Uijeongbu Mgr Joseph Lee Han-taek SJ dan Uskup Cheju Cheju Mgr Peter Kang U-il menyampaikan harapan-harapan mereka terhadap pusat itu. Uskup Lee mengatakan bahwa melalui konseling, pusat itu hendaknya membantu para imam dan religius untuk mengalami kasih Allah secara lebih mendalam. Uskup Kang meminta pusat itu untuk memperkenalkan dan mengembangkan program pastoral untuk keluarga-keluarga.

END

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi