UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

MYANMAR – KARYA BANTUAN GEREJA PROTESTAN PENUHI KEBUTUHAN SAAT INI DAN MASA DEPAN

Mei 28, 2008

Gereja-gereja Protestan di Myanmar tengah menyediakan bantuan darurat bagi para korban Topan Nargis, dan setidaknya satu Gereja tengah memikirkan tantangan pembangunan kembali jangka panjang.

 George Shey, sekretaris komite bantuan dari Dewan Gereja-gereja Myanmar (DGM), berbicara kepada UCA News, 27 Mei. Ia mengatakan bahwa mereka memiliki relawan yang tersebar di sepanjang delta Sungai Irrawaddy yang rusak untuk memberi bantuan uang, perbekalan, dan kesehatan, namun kebutuhan yang harus dipenuhi sangat besar. 

 Menurut laporan media, 100.000 orang diperkirakan tewas ketika angin dengan kecepatan sekitar 200 kilometer per jam meratakan bangunan-bangunan dan pepohonan dan menggerakkan gelombang laut ke daratan pada 2 Mei malam. Tetapi tantangan yang dihadapi saat ini adalah membantu para korban yang selamat. Lebih dari 2,4 juta orang di wilayah yang dikenal sebagai “mangkuk nasi” di Myanmar itu diperkirakan memerlukan bantuan.

 Shey mengatakan kepada UCA News di kantornya di Yangon bahwa sebagai “langkah pertama,” mereka mengorganisasi Kelompok Bantuan Darurat segera setelah topan menyerang. “Intensi utama kami adalah membantu semua orang yang menjadi korban badai itu,” katanya.

 Mereka menerima banyak sumbangan dari donatur lokal, termasuk koleksi khusus di semua gereja, dan juga menerima pakaian, tetapi awalnya mereka hanya bisa menyalurkan bantuan uang kepada para korban, lapornya.

 Ketika karya bantuan mereka sudah berjalan, kenangnya, mereka mengirim relawan ke daerah-daerah yang terserang topan untuk membantu mereka yang sakit dan membawa mereka yang membutuhkan ke klinik-klinik guna menjalani pengobatan atau konseling. Banyak orang kehilangan anggota keluarga. 

 Kelompok Bantuan Darurat MCC mengawasi tetapi tidak menjalankan berbagai karya bantuan dari lebih dari 12 Gereja Protestan di Myanmar.

       Yin Yin Maw, wakil dari karya bantuan Gereja Anglikan setempat, mengatakan kepada UCA News di kantornya bahwa topan itu sungguh menghancurkan Kyun Chaung, satu-satunya desa berpenduduk mayoritas Protestan di delta tersebut. Ia mengatakan, para relawan dari Gereja (Anglikan) di Propinsi Myanmar tengah melakukan upaya terbaik untuk membantu semua 700 korban yang selamat.

 “Mereka telah membagikan beras, selimut, sebuah pompa air, terpal, dan tikar,” katanya.

 Meskipun para relawan secara wajar memperhatikan nasib umat Kristen di desa ini, katanya, “kenyataannya kami membantu dan mendukung semua korban bencana ini tanpa mempedulikan agama.”

 Oleh karena semua rumah hancur, banyak dari penduduk Kyun Chaung yang adalah petani atau nelayan kini bernaung di tenda-tenda, lapornya. Ditambahkan, 15 orang mengalami trauma dan membutuhkan konseling.

 Nargis menghancurkan banyak infrastruktur yang memproduksi makanan termasuk ladang padi dan perahu nelayan, dan membunuh banyak hewan ternak, demikian laporan media.

 Seorang staf komite bantuan dari Konvensi Babtis Myanmar, yang minta tidak disebutkan namanya, mengindikasikan bahwa komitenya pernah memikirkan bantuan baik jangka pendek maupun jangka panjang. “Kami akan melakukan karya bantuan sampai Desember tahun ini, dan kami akan melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi tahun depan.”

 “Intensi utama” mereka setelah terjadi topan, katanya, adalah “membantu semua anggota komunitas Baptis di daerah-daerah yang terserang topan seperti  Twante, Kungyangone, Pathein, Laputta, Pyapon, Bogale, Pulau Haigyi, dan Mawlamyinegyun,” semua berada di delta bagian barat dan barat daya Yangon.

 Ia mengatakan kepada UCA News bahwa mereka juga “membantu beberapa umat non-Kristen yang tinggal bersama saudara-saudara kami.”

 Dengan bantuan dari para donatur lokal dan asing, mereka telah mengirim relawan untuk karya bantuan krisis. Sejumlah tim membawa beras, mie instan, minyak goreng, pakaian, bahan bakar, dan terpal ke sebuah gereja Baptis Myanmar dan dua gereja Baptis Kayin yang terserang topan untuk anggota mereka dan para korban yang selamat dari agama-agama lain, lapornya.

END

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi