UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

INDONESIA – KEUSKUPAN-KEUSKUPAN REGIO NUSA TENGGARA MEMILIH ST. PAULUS SEBAGAI FOKUS RENUNGAN BULAN KITAB SUCI DALAM TAHUN PAULUS

Juni 2, 2008

Para utusan Komisi-Komisi Kitab Suci keuskupan-keuskupan regio Nusa Tenggara menyepakati “Paulus, Rasul Kristus” sebagai tema Bulan Kitab Suci September tahun ini.

 Tema itu ditetapkan para utusan pada pertemuan 5 hingga 9 Mei di Weetebula, Sumba. Hadir 26 ketua dan utusan komisi-komisi tersebut dari Keuskupan Agung Ende, Keuskupan Agung Kupang, serta keuskupan-keuskupan lainnya Atambua, Denpasar, Larantuka, Maumere, Ruteng, dan Weetebula.

 Pastor Lukas Djua SVD, pakar kitab suci, hadir sebagai pendamping para peserta pertemuan yang diadakan untuk menyiapkan materi katekese Bulan Kitab Suci Nasional di wilayah itu.

 Tahun 1977, Gereja Katolik Indonesia mulai merayakan Hari Minggu Kitab Suci Nasional setiap tahun pada hari Minggu pertama September. Kemudian perayaan itu diperluas menjadi Bulan Kitab Suci Nasional. Tema nasional untuk Bulan Kitab Suci tahun ini adalah “Paulus: Rasul Kristus.”

 Bulan Kitab Suci tahun ini akan berlangsung dalam Tahun Paulus yang dideklarasikan Paus Benediktus XVI 28 Juni 2007. Tahun Paulus akan berlangsung dari 28 Juni 2008 hingga 29 Juni 2009, bertepatan dengan peringatan ulang tahun ke-2000 kelahiran St. Paulus. Para sejarahwan memperkirakan kelahiran Paulus sekitar tahun 7-10.

 Tema itu merefleksikan “ketaatan Gereja terhadap paus dalam kesatuannya dengan Gereja universal,” kata Suster Klemensia Kelen ADM kepada UCA News pada 9 Mei. Biarawati Amal Kasih Darah Mulia, sekretaris panitia penyelenggara pertemuan itu, menambahkan bahwa pada Tahun Paulus itu, para uskup Indonesia mendorong umat Katolik berefleksi tentang panggilan mereka sebagai murid-murid Kristus seperti yang dicontohkan St. Paulus.

 Pastor Djua mengatakan kepada UCA News tema kerasulan itu relevan bagi Gereja di wilayah Nusa Tenggara karena wilayah ini merupakan penyumbang misionaris untuk wilayah lain di tanah air dan bahkan di luar negeri.

 Para delegasi sepakat memilih Kisah Para Rasul dan Surat St. Paulus Kepada Jemaat di Filipi untuk dibacakan dan direfleksikan selama bulan Kitab Suci mendatang, demikian Pastor Djua.

 “Kisah Para Rasul perlu dibaca karena di sana kita dapat melihat dan merenungkan apa yang dilakukan dan dialami Paulus dalam perjalanan hidupnya, terutama dalam karya pewartaannya. Hal yang mau ditekankan dalam refleksi kita adalah perubahan radikal yang dialami seorang penganiaya Kristus menjadi seorang pemberita karena imannya akan Yesus Kristus dengan penuh semangat dan keberanian,” jelasnya.

 Kedua, lanjut imam itu, “Surat St. Paulus kepada Jemaat di Filipi, memang singkat, namun isinya menunjukkan kedalaman dan inti teologi Paulus serta hubungannya yang intim dengan Kristus dan Umat Filipi.” Lebih-lebih, “teks-teks Kisah Para Rasul dan Surat Paulus Kepada Umat di Filipi mempunyai relevansinya dengan situasi kehidupan jemaat Kristiani bahwa teks-teks suci itu dapat dibaca dalam perspektif dunia kita, karena kita hidup dalam masyarakat yang semakin mengutamakan hal-hal duniawi.”

 Menurut Pastor Djua, “meluasnya praktek korupsi di negara kita menunjukkan ketidakpedulian kita terhadap nilai-nilai moral dan begitu banyak orang miskin.”

 Para katekis — Thomas Koro Magga dan Magdalena Wala, masing-masing dari Keuskupan Agung Kupang dan Keuskupan Weetebula, sepakat bahwa tema itu relevan untuk dunia dewasa ini. “Ketika umat sering terbawa arus jaman yang menekankan hidup enak dan kesenangan sesaat serta menilai penderitaan dari segi negatif, Paulus menantang dengan pewartaan tentang Kristus yang menderita, yang memberi sukacita,” kata Magga, 41, kepada UCA News.

 Para utusan menyepakati empat subtema untuk direfleksikan bersama setiap minggu oleh umat Katolik di lingkungan selama Bulan Kitab Suci Nasional: “Paulus, teladan pertobatan yang benar” (Kis 9:1-19), “Paulus, teladan menghadapi penderitaan” (Fil 1:12-26), “Paulus, teladan hidup bersama” (Fil 1:27-2:11), dan “Paulus, pembela iman yang benar” (Fil 3:1-16).

       Pastor Titus Djago, Sekjen Keuskupan Weetebula, mendesak para utusan untuk berusaha agar hal membaca Kitab Suci menjadi kebiasaan pribadi dan keluarga. “Membudayakan baca Kitab Suci haruslah menjadi program dan target karya kerasulan Kitab Suci di kawasan Nusa Tenggara ini,” kata imam itu dalam kotbahnya pada Misa pembukaan. Ia meminta para orangtua menanamkan kebiasaan membaca Kitab Suci kepada anak-anak mereka sejak usia dini.

END

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi