UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

INDONESIA – KAUM MUDA KEUSKUPAN MANADO MELEWATI MALAM DENGAN BERJALAN KAKI, BERDOA, DAN BERNYANYI

Juni 4, 2008

Lebih dari 600 orang muda menantang udara pegunungan yang dingin di Tomohon dan merelakan waktu tidur malam mereka untuk berjalan kaki sejauh 20 kilometer pada “reli rosario.”

 Muda-mudi Katolik (Mudika) Keuskupan Manado mengadakan reli tahunan yang diadakan sepanjang malam itu, yang dimulai pada 19 Mei malam. Filisita Anes, 24, seorang panitia, mengatakan kepada UCA News bahwa orang-orang muda, sebagai harapan Gereja dan bangsa, tengah mencari kebenaran melalui Bunda Maria.

 Peserta, yang berumur 17-23 tahun, berasal dari semua 47 paroki di Keuskupan Manado serta sekolah-sekolah dan universitas-universitas yang dikelola Katolik. Mereka berkumpul untuk mengikuti Misa pukul 20.00 di Gereja Maria Ratu Damai di Tomohon, sebuah kota dataran tinggi di Sulawesi Utara yang mayoritas berpenduduk Protestan.

 Pastor Jimmy M. Tore, pastor paroki, memimpin Misa. Ia didampingi oleh Pastor Jootje Paulus Palit dan Pastor Rio Sumajow, yang masing-masing adalah ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Manado dan moderator Mudika Kevikepan Tomohon.

 Pastor Palit, dalam homilinya, meminta orang-orang muda itu untuk selalu meneladani Bunda Maria dan berdoa rosario setiap malam selama Mei, bulan Maria, dan Oktober, bulan rosario.

 Reli itu dimulai sekitar pukul 22.00, ketika orang-orang muda itu dibagi ke dalam 102 kelompok berdasarkan paroki, sekolah atau universitas mereka. Setiap kelompok membawa sebuah patung Maria dan bendera Indonesia dan bendera Tahta Suci. Setiap orang juga membawa sebuah rosario, Puji Syukur, dan Kitab Suci. Mereka berdoa rosario dan menyanyikan lagu-lagu rohani saat mereka berjalan.

 Mereka melewati tiga paroki di kota itu dan berhenti di tiga tempat lain untuk mendengarkan renungan sebelum tiba kembali ke Gereja Maria Ratu Damai pukul 07.00 keesokan harinya. Reli itu berakhir dengan penanaman pohon bunga lily oleh seorang wakil dari setiap kelompok di halaman gereja. Pohon bunga lily disiapkan oleh panitia.

 Panitia memasukkan penanaman pohon bunga itu untuk mendukung visi pemerintah kota dalam mengubah Tomohon menjadi sebuah “kota bunga,” jelas Anes.

 Penduduk sudah lama menanam tanaman-tanaman hias di sini, di mana iklim dan kondisi tanah cocok untuk tanaman-tanaman ini.

 Febrian Koloay, 17, peserta dari Paroki St. Yohanes Penginjil di Laikit, mengatakan bahwa kegiatan penanaman pohon bunga itu mendorong orang-orang muda untuk melestarikan lingkungan pada saat “lingkungan kita semakin memburuk.” Menurut dia, reli itu mendorong orang-orang muda untuk mendekatkan diri kepada Bunda Maria dan Tuhan.

 Andrew Mekel Wohon, 17, yang juga berbicara dengan UCA News, mengatakan bahwa ia juga menyambut baik reli itu. Pelajar sebuah sekolah yang dikelola Katolik itu menggambarkan reli itu sebagai “sebuah petualangan, di mana saya bisa mencari keselamatan melalui perantaraan Bunda Maria.”

 Pastor Palit mengatakan kepada UCA News bahwa reli itu merupakan tradisi Gereja lokal yang dimulai tahun 1983. Paroki-paroki di Keuskupan Manado mengadakan reli itu setiap tahun, katanya. Reli tahun ini, lanjut imam itu, juga memperingati 25 tahun gerakan kaum muda di Keuskupan Manado, 150 tahun penampakan Maria di Lourdes, Prancis, dan 100 Tahun Hari Kebangkitan Nasional.

END

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi