UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

INDONESIA – Orang Muda Katolik Sepakat Memprioritaskan Dialog Lintas-agama

September 5, 2008

JAKARTA (UCAN) — Sekitar 60 orang muda Katolik Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) sepakat pada sebuah program diskusi untuk melakukan dialog lintas-agama secara lebih aktif di tengah ketegangan agama di tanah air dan menjelang pemilihan umum tahun depan.

”Kami sepakat mengadakan dialog lintas-agama dan mengadakan kemping lintas-agama dan diskusi atau seminar bulanan tentang berbagai isu,” kata mereka dalam sebuah kesepakatan yang dikeluarkan di akhir program yang berlangsung 30 Agustus di Katedral St. Perawan Maria Diangkat Ke Surga di Jakarta.

Komisi Kepemudaan KAJ mengadakan “Dialog Kebangsaan: Kebebasan dan Demokrasi di Indonesia” yang berlangsung selama enam jam itu. Program ini merupakan diskusi yang pertama yang diadakan komisi tersebut. Peserta, yang adalah orang muda lajang berusia 18-45 tahun, datang dari beberapa paroki dan organisasi kepemudaan.

Sejumlah aksi yang akan dilakukan mereka sebelum akhir tahun ini antara lain kunjungan ke Pesantren Taman Hati di Jakarta Timur, yang terbuka untuk berbagai kunjungan yang dilakukan oleh umat dari berbagai agama. Mereka juga berjanji untuk mengikuti program-program lintas-agama yang diadakan oleh Komunitas Utan Kayu, Jaringan Islam Liberal, dan organisasi lainnya.

Selain itu, mereka sepakat untuk membuat milis orang muda Katolik untuk berbagi informasi tentang program-program lintas-agama, serta untuk “berpartisipasi dalam kegiatan politik, khususnya menjelang pemilihan umum 2009.”

Kebebasan belum berjalan dengan semestinya di Indonesia, kata mereka mengamati, karena masih ada sejumlah ancaman penutupan paksa tempat-tempat ibadah dalam beberapa tahun terakhir. Sumber-sumber Gereja melaporkan bahwa bulan lalu sebuah paroki di Jakarta tidak bisa membangun gedung gereja karena protes warga Muslim, meskipun paroki itu telah memiliki semua persyaratan.

Peserta diskusi sepakat untuk menanggapi situasi ini dengan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial dan bersikap proaktif, peka, rendah hati, dan tidak terlalu emosional. “Kita memang minoritas, tetapi kita jangan takut. Kita perlu membenahi diri secara intelektual, spiritual, dan mental,” tegas mereka.

Ketua Komisi Kepemudaan KAJ Pastor Antonius Suyadi dan Pastor Jus Felix Mewengkang MSC, ketua Komisi Keadilan dan Perdamaian, memfasilitasi program tersebut, yang pada kesempatan itu orang muda memilih lima perempuan dan enam laki-laki sebagai fasilitator untuk kegiatan-kegiatan mendatang mereka.

Mereka mengeluarkan kesepakatan mereka setelah mendengar ceramah yang disampaikan oleh Pastor Yohanes Dwi Harsanto, sekretaris eksekutif Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), dan Kiai Haji Nuril Arifin, pemimpin Pesantren Taman Hati. Hasto Kristyanto, anggota DPR-RI yang beragama Islam, juga berbicara pada program itu.

Pastor Harsanto mendesak orang muda Katolik agar membicarakan isu-isu yang merugikan kepentingan umum, seperti korupsi dan kerusakan lingkungan, dan agar mendasarkan intervensi mereka pada hati nurani dan etika.

Staf KWI itu mengamati bahwa orang muda Katolik belum melakukan gerakan yang kuat bersama-sama, dan ia meminta mereka untuk membangun jejaring dengan organisasi-organisasi kepemudaan lainnya dan untuk berinteraksi dengan orang muda dari agama-agama lain.

Arifin juga mendesak mereka agar melibatkan diri di tingkat yang lebih mendalam. ”Tugas kalian tidak sekedar membagikan bunga di tempat-tempat umum sebagai lambang perdamaian. … Kalian harus melakukan sesuatu yang lebih revolusioner, seperti Yesus yang membubarkan orang-orang yang berjualan di sekitar Bait Allah,” kata tokoh Muslim itu kepada orang muda Katolik.

Maria Esti dari Paroki St. Ignatius Loyola di Menteng, Jakarta Pusat, mengatakan bahwa program itu menjawab kebutuhan riil orang muda Katolik saat ini. ”Kami tidak pernah membicarakan isu-isu antaragama. Diskusi ini membantu kami menyadari pentingnya dialog lintas-agama,” jelasnya kepada UCA News.

Peserta lainnya, Stefanus Kurnianto, dari Paroki St. Robertus Bellarminus di Cililitan, Jakarta Timur, menambahkan bahwa ia sangat mendukung intensi untuk “melakukan gerakan bersama.”

END

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi