UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

INDIA – Pemerintah Orissa Mempercepat Tindakan Setelah Pertemuan Pers dengan Suster yang Diperkosa

Oktober 27, 2008

NEW DELHI (UCAN) — Pemerintah Negara Bagian Orissa memutuskan untuk mempercepat penyelesaian kasus seorang biarawati Katolik yang diperkosa dalam kekerasan anti-Kristen baru-baru ini di negara bagian di India bagian timur itu.

Langkah itu diambil setelah suster itu bertemu dengan sekitar 250 wartawan dan 30 kamerawan televisi pada sebuah konferensi pers 24 Oktober di sebuah ruang seminar di Institut Sosial India yang dikelola Yesuit di New Delhi.

Suster berusia 28 tahun itu yang berbicara kepada media dengan wajah tertutup, yang didampingi oleh seorang suster senior dan seorang perempuan yang menjadi pengacara. Para jurufoto terus memotret wajahnya, yang terus saja menunduk ke bawah.

Dia berusaha menahan airmata ketika membacakan sebuah pernyataan empat halaman dengan tulisan tangan yang menceritakan bagaimana orang-orang fanatik Hindu menyerangnya. Dia mengatakan, dia tidak percaya polisi Orissa, yang menurutnya tidak mau menolongnya tetapi malah membantu orang-orang yang menyerangnya.

Sehari setelah suster itu bertemu dengan pers, Menteri Utama Orissa Naveen Patnaik mengadakan pertemuan di ibukota negara bagian itu dan meminta para pejabat untuk mempercepat penyelesaian kasus itu. Ibukota negara bagian itu yaitu Bhubaneswar terletak 1.745 kilometer tenggara New Delhi.

Suster itu diperkosa pada 25 Agustus, pada hari kelompok-kelompok fanatik Hindu memulai kekerasan anti-Kristen yang berlangsung tujuh minggu di Orissa. Kekerasan itu menewaskan 58 orang.

Dalam media, kelompok-kelompok Hindu radikal menuduh suster itu tidak mau bekerja sama dan menghindari perlindungan polisi. Mereka juga menuntut agar dia kawin dengan pemerkosanya.

Suster itu bertemu dengan pers tiga hari setelah Mahkamah Agung menolak petisi Gereja yang meminta Biro Investigasi Pusat (CBI, Central Bureau of Investigation), agen investigasi federal dari perdana menteri, menyelidiki kasus perkosaan itu.

Mahkamah Agung meminta suster itu bekerja sama dengan polisi negara bagian itu dalam investigasi setelah pemerintah Orissa mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ada kemajuan dalam investigasi kasus itu dan polisi telah menangkap delapan orang.

Patnaik mengatakan kepada orang-orang media pada 25 Oktober, pemerintahnya dapat mengelar para terdakwa itu di mana di India agar suster itu dapat mengidentifikasi para penyerangnya. Dia mengatakan, dia telah meminta polisi negara bagian untuk mempercepat investigasi itu.

Sementara itu, sejumlah kelompok perempuan mendesak agar CBI menyelidiki kasus itu. Asosiasi Seluruh Wanita Demokratik India mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan mengirim ratusan telegram kepada Patnaik untuk menuntut agar CBI melakukan penyelidikan itu.

Seorang pejabat Gereja mengatakan kepada UCA News, konferensi pers di New Delhi itu merupakan “bagian dari strategi yang sudah dipikirkan dengan baik” untuk mempengaruhi pemerintah agar memerintah CBI menyelidiki kasus itu, karena Gereja tidak percaya kepada pemerintah Orissa.

Pernyataan dari suster yang diperkosa itu mengulangi lagi sentimen ketidakpercayaan ini. Dia mengatakan polisi gagal melindunginya dari para penyerang dan bahkan bersahabat dengan mereka.

Berbicara kepada orang-orang pers, suster itu mengatakan, “Mereka membuang saya ke jalan menuju ruang makan, yang penuh dengan debu dan pecahan kaca. Salah seorang dari mereka menyobek baju saya, dan yang lain pakaian dalam saya.”

Dia berhenti sebentar, menahan tangisnya dan menyeka airmata sebelum melanjutkan membaca pernyataan itu: “Mereka memaksa melepaskan baju sari saya dan seorang dari mereka menginjak tangan kanan saya dan yang lain tangan kiri saya dan kemudian orang ketiga memperkosa saya.”

Suster itu mengatakan, polisinya melihatnya diserang dan dibawa setengah telanjang, namun mengabaikan permohonannya untuk menolong.

Pastor Dominic Emmanuel, jurubicara Keuskupan Agung Delhi dan seorang penyelenggara konferensi pers itu, mengatakan bahwa orang-orang Gereja akan membiarkan kasus itu, biar Allah yang tahu, jika pemerintah menolak memerintahkan CBI untuk menyelidikinya, bahkan setelah konferensi pers itu.

END

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi