UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

INDONESIA – Uskup Desak Para Imam Rangkul Kaum Muda karena Panggilan Menurun

Mei 19, 2009

JAKARTA (UCAN) — Ketua Komisi Seminari Konferensi Waligereja Indonesia mengajak para imam dan kaum religius untuk merangkul orang muda karena panggilan menurun di seluruh tanah air.

Jumlah panggilan imam dan religius menurun karena kegiatan promosi panggilan yang menargetkan orang muda tidak dilakukan secara efektif, kata Uskup Pangkalpinang Mgr. Hilarius Moa Nurak SVD.

“Berbagai kegiatan promosi panggilan masih bersifat tradisional dengan membagikan pamflet dan brosur dan kurang kerjasama di kalangan tarekat,” tegasnya.

Namun, prelatus itu mengatakan ia tidak memiliki data konkret tentang bagaimana panggilan itu menurun.

Uskup Nurak berbicara kepada UCA News pada 15 Mei setelah menghadiri pertemuan yang diselenggarakan di Rumah Retret Samadi, Jakarta Timur. Ia dan lebih dari 50 imam, bruder dan suster dari berbagai kongregasi menghadiri pertemuan 11-14 Mei yang bertemakan, “Menjawab tantangan menurunnya panggilan di Indonesia.”

Uskup Nurak mengatakan acara itu mengungkap bahwa panggilan menurun di banyak bagian di tanah air, meskipun jumlahnya nampak stabil di bagian-bagian lain.

Salah satu alasan yang mungkin terjadi adalah orang awam melihat para imam dan kaum religius semakin dipengaruhi oleh konsumerisme.

Menurut uskup itu, para imam dan kaum religius hendaknya memberikan ”contoh yang baik” kepada orang awam khususnya orang muda sehingga mereka bisa tertarik terhadap panggilan menjadi imam, biarawan atau biarawati.

Menekankan pentingnya kerja sama di kalangan kongregasi yang berbeda, katanya: “Kita tidak single fighter tapi kita bekerja untuk keseluruhan. Setiap tarekat bisa saling memberikan informasi apa yang harus dikerjakan.”

Uskup Nurak juga meminta para imam dan kaum religius untuk memberikan kesempatan bagi orang awam terlibat dalam berbagai kegiatan promosi panggilan.

Pastor Paulus Suparmono CM, provinsial CM Indonesia, mengatakan kepada UCA News awal bulan ini bahwa “banyaknya variasi pilihan hidup yang lebih luas memungkinkan kaum muda untuk memilih” sehingga “kita harus lebih kreatif mencari celah untuk menyapa, menyemai, dan menumbuh kembangkan panggilan di kalangan pemuda.”

Salah satu cara tersebut adalah dengan mengadakan retret, katanya. ”Retret atau rekoleksi panggilan  merupakan wadah untuk mempertegas arah panggilan yang dimiliki seseorang. Ini salah satu celah untuk memberikan kemungkinan bagi mereka yang merasa terpanggil di tengah dunia yang semakin sekularistik.”

Kongregasinya mengadakan retret dua kali setahun di Jawa Timur. Retret terakhir diadakan pada bulan Februari. ”Ada lebih dari sepuluh orang muda datang. Meskipun jumlah itu tidak terlalu besar,” katanya.

Berbicara berbagai kegiatan promosi panggilan yang diadakan untuk memperingati Hari Panggilan, katanya, ia mengatakan kegiatan itu untuk merangkul orang muda.

“Saya pikir, pendekatan personal terhadap kaum muda yang dilayani akan lebih efektif dalam menumbuhkan panggilan,” katanya.

Beberapa keuskupan di tanah air merayakan Hari Panggilan se-Dunia pada 3 Mei dengan mengadakan Misa, sesi sharing iman dan kunjungan ke seminari. Di keuskupan Purwokerto, Jawa Tengah, sekitar 150 anak dan remaja mengikuti Misa pada 3 Mei yang dipimpin Pastor Patrisius Pa SVD, direktur Karya Kepausan Indonesia (KKI).

Anak-anak Bina Iman dan Serikat Kepausan Anak dan Remaja Misioner (SEKAMI) di keuskupan Banjarmasin, Kalimantan Selatan, merayakan hari khusus itu dengan mengunjungi dua rumah pembinaan religius.

Di keuskupan Larantuka, Nusa Tenggara Timur, SEKAMI mengadakan acara sharing iman tentang karya misi pada 2-3 Mei di halaman Katedral Reinha Rosari. Acara itu dihadiri lebih dari 1.300 anak.

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi