UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

INDONESIA – Wawancara UCAN – Internet Memperluas Jangkauan Pastoral Uskup

Mei 26, 2009

BANDUNG, Jawa Barat (UCAN) — Uskup Bandung Mgr Johannes Maria Trilaksyanta Pujasumarta diyakini sebagai satu-satunya uskup Indonesia yang memiliki account Facebook dan Multiply.

Prelatus yang diangkat oleh Paus Benediktus XVI sebagai uskup Bandung tanggal 17 Mei 2008 itu, sudah bertahun-tahun bahkan sejak masih imam mengenal teknologi digital itu.

Ia menjadi anggota Facebook sejak akhir 2008, dan kini sudah memiliki lebih 5000 teman dalam situs jaringan sosial itu, atau melebihi batas maksimum yang ditentukan. Berkat laptop dan handpone BlackBerry, dia selalu terhubung secara digital.

Uskup itu berbicara dengan UCA News di kantornya sehari setelah Hari Komunikasi se-Dunia ke-43 dan berbagi tentang bagaimana teknologi komunikasi modern membantu dia dalam karya pastoralnya.

Wawancara sebagai berikut:

UCA News: Anda begitu familiar dengan Internet. Anda punya alamat email pribadi serta account Facebook dan Multiply. Kapan Anda mulai menggunakan semua teknologi baru ini?

USKUP Pujasumarta: Dalam keluarga kami, biasa diadakan pertemuan keluarga pada hari-hari setelah Natal menjelang tahun baru untuk saling komunikasi. Pada pertemuan keluarga akhir tahun 2007 yang lalu kami ingin lagi meningkatkan mutu komunikasi kami dengan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi. Saya usulkan kepada saudara-saudari saya untuk membuat mailinglist, kalau mungkin juga website.

Di bulan Januari 2008 mulailah saudara-saudari saya berkiprah komunikasi melalui internet ini. Bahkan sekarang kami terhubung melalui Multiply. Ternyata komunikasi dapat terjalin dengan baik. Jaringan meluas. Banyak inisiatif dari teman-teman untuk saling berkomunikasi.

Saya masuk dalam jaringan Facebook sebenarnya baru akhir Desember 2008. Saya heran sendiri setiap bulan jumlah teman yang berjejaring sekitar 1000 orang, sehingga bulan Mei ini jumlahnya sudah 5000 lebih, melebihi batas maksimum yang ditentukan.

Apakah teknologi ini mendukung karya pastoral Anda?

Benar, saya banyak terbantu dengan teknologi Internet. Di dalamnya saya menemukan banyak hal yang bahkan dapat saya gunakan sebagai sumber informasi yang rasanya tidak habis-habisnya. Komunikasi pun terjalin dengan cepat.

Bagaimana peralatan komunikasi ini membantu Anda mewartakan Kabar Gembira?

Melalui Internet, Kabar Gembira yang saya bagikan tidak hanya tersebar lebih cepat tapi juga menjangkau lebih banyak orang. Selain membagikan pengalaman dan pemikiran spiritual yang syukur-syukur bisa mencerahkan orang lain, saya juga terutama ingin mendengarkan apa yang menjadi isi hati mereka. Syukur bahwa ada banyak orang yang menangkap kata-kata saya sebagai ‘kabar suka cita’ bagi mereka.

Sejak saya mulai menggunakan Multiply sebagai imam di Keuskupan Agung Semarang, saya selalu mengakhiri pesan saya dengan kata-kata: “Salam, doa, n Berkah Dalem.”

Seberapa seringkah Anda menggunakan Internet?

Secara berkala saya cek email, Facebook dan Multiply. Berkat BlackBerry saya tidak lagi tergantung pada komputer. BlackBerry online 24 jam sehari, tujuh hari seminggu.

Pesan Paus Benediktus XVI untuk Hari Komunikasi se-Dunia 2009 berjudul “Teknologi Baru, Relasi Baru: Memajukan Budaya Menghormati, Dialog dan Persahabatan.” Menurut Anda, apakah orang-orang Gereja sudah menggunakan teknologi-teknologi baru sesuai harapan Paus itu?

Penggunaan jaringan komunikasi modern secara tepat akan menjalin komunikasi antarpribadi yang mendalam dan tak terhalang oleh jarak dan waktu. Sayang, alat-alat itu kadang-kadang diapresiasikan tidak seperti fungsinya, misalnya sekedar untuk hiburan, entertainmen, atau bahkan simbol prestige.

Pesan Bapa Suci Benediktus XVI pada Hari Komunikasi se-Dunia sangat meneguhkan saya dalam berkomunikasi melalui Internet dengan segala fasilitas yang disediakan.

Rata-rata berapa banyak pesan masuk mailbox Anda setiap hari. Pesan-pesan bagaimana dan dari siapa?

Saya belum pernah menghitung berapa email sehari yang masuk. Namun, yang biasanya datang adalah pertanyaan-pertanyaan mengenai kehidupan beriman dan cukup banyak yang minta doa. Juga ada persoalan-persoalan pribadi atau persoalan keluarga misalnya hati yang terluka atau juga broken home. Mereka minta pemecahannya. Biasanya saya mengatakan jangan memakai Facebook atau Multiply untuk membicarakan masalah-masalah pribadi itu, tapi silahkan lewat email karena itu rasanya lebih aman.

Sebagian besar pengirim beragama Katolik, bukan hanya dari Jawa tetapi juga dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan pulau lain. Ada juga yang tidak Katolik. Saya juga menerima pesan-pesan dari luar negeri.

Apakah Anda pernah memperoleh pengalaman menarik dalam menggunakan Internet?

Yang paling mengesankan pada saya dalam jaringan komunikasi modern ini adalah terjalin komunikasi antarpribadi yang bukan sekedar membangun suatu komunitas maya (virtual community), tetapi komunitas batin (spiritual community) yang sungguh hebat.

Sharing yang terjadi tidak sekedar basa-basi, tetapi sharing pengalaman mendalam mengenai suka dan duka kehidupan. Sharing pengalaman itu yang mampu mempersatukan di mana pun kita berada dan dikembangkan dalam “Jejaring Sembahyang dan Doa” atau ”INTERNET OF PRAYERS”.

Mukjizat “Penggandaan 5 roti dan 2  ikan” yang terwujud dalam semangat berbagi kepada sesama pun menjadi lebih meluas dan terus bergulir lewat jaringan komunikasi modern ini, bukan hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia.

Apa perasaan Anda saat menerima bahan-bahan pornografi atau pun spam lainnya di email, Facebook atau Multiply?

Sebuah teknologi ibaratnya uang logam yang mempunyai dua sisi. Ada yang baik dan buruk. Saat bertemu dengan yang buruknya, saya tidak menanggapi. Kadang saya berdoa, “Janganlah masukkan kami ke dalam percobaan, tetapi bebaskan kami dari yang jahat!”

Konsisten dalam doa membantu saya untuk tidak meng-klik pesan-pesan negatip atau buruk di Internet.

Teknologi digital sangat popular di kalangan kaum muda. Apa komentar Anda?

Banyak mahasiswa dan siswa SMA menggunakan Internet. Ibu-ibu muda juga demikian, baik di rumah atau di kantor yang menyediakan fasilitas Internet. Bisa dikatakan teknologi berada dalam genggaman kaum muda saat ini. Mereka bertumbuh dalam dunia digital. Itulah cara anak muda sekarang berkomunikasi atau berbicara. Kita harus menerima kenyataan ini.

Saya hanya berharap teknologi ini digunakan untuk hal-hal positif, membantu pengembangan diri, dan bisa menjadi kesaksian iman bagi banyak orang.

Seperi motto episkopal saya, saya mendorong orang muda bertolak ke tempat yang dalam  (duc in altum) dengan memahami bahwa sarana ini bukan untuk main-main tapi sarana untuk menggali pengalaman batin atau mengungkapkan pengalaman batin, dan justru di situ mereka berevangelisasi. Mereka mesti menggunakan Internet dalam fungsi yang utuh, bukan sekedar sebagai sarana entertainmen tapi sebagai sarana pewartaan.

Saya juga minta kaum muda untuk waspada dan kuat karena dalam kedalaman bisa menjadi godaan besar.

Bagaimana Anda menggunakan teknologi-teknologi ini untuk pelayanan pastoral, dan bagaimana efektifnya teknologi itu?

Secara berkala saya mengisi blog saya dengan setiap kegiatan pastoral yang saya jalankan. Homili ataupun permenungan yang saya dapatkan terkadang saya posting juga dalam blog saya. Saya harapkan semua itu bisa meneguhkan lebih banyak orang.

Semakin orang menggunakan Internet untuk tetap saling berhubungan, semakin kurang nampaknya perlunya pertemuan tatap-muka. Pertemuan-pertemuan itu penting untuk menjalin hubungan. Bagaimana komentar Anda?

Saya ingat yang dikatakan oleh Paus Benediktus XVI, “Apabila hasrat akan jalinan maya berubah menjadi obsesi, maka hasrat itu akan memarjinalkan pribadi dari interaksi sosial real sekaligus menghambat pola istirahat, keheningan dan permenungan yang berguna bagi perkembangan kesehatan manusia.”

Bagi saya, alat komunikasi tetaplah alat. Kitalah pengguna alat ini. Karena itu, diperlukan kehendak untuk menata waktu secara baik dan tepat untuk menggunakannya.

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi