UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

INDONESIA – Keuskupan Agung Pastikan Pelajar Katolik Belajar Tentang HIV/AIDS

Juni 19, 2009

PONTIANAK, Kalimantan Barat (UCAN) — Sebuah program pendidikan HIV/AIDS untuk para pelajar beragama Katolik di berbagai sekolah di wilayah Keuskupan Agung Pontianak terbukti berhasil karena tahap kedua dari program ini tengah dipertimbangkan.

Sekitar 13.000 pelajar dari 882 sekolah menengah pertama dan umum di wilayah paling ujung sebelah barat Kalimantan telah mengikuti sejumlah sesi yang diberikan oleh Mea Vita (kehidupanku), sebuah organisasi di bawah Komisi Pengembangan Sosial-Ekonomi Keuskupan Agung Pontianak. Program yang dimulai tahun 2005 itu hampir meraih target sebanyak 15.000 pelajar di tahun 2010.

Sesi yang berlangsung tiga jam itu mencakup presentasi dari staf Mea Vita dan para dokter beragama Katolik setempat, yang berbicara tentang AIDS, human immunodeficiency virus (HIV) yang biasanya menyebabkan AIDS, dan bagaimana virus ini ditularkan. Tanya-jawab dilakukan seusai sesi tersebut.

Pada sebuah sesi yang diadakan 6 Juni di SMU Negeri 1 di Ngabang, banyak pertanyaan dari 100 pelajar berkaitan dengan bagaimana virus itu menyebar melalui seks bebas dan penggunaan jarum suntik secara bergantian oleh para pengguna narkoba.

Cosmas Damianus Yan Kay memimpin Mea Vita. Ia dibantu oleh empat rekan kerja, yang masing-masing pernah mengikuti pelatihan tentang HIV/AIDS di Rumah Sakit St. Carolus yang dikelola Katolik di Jakarta.

Kay mengatakan kepada UCA News, “Penyuluhan ini diadakan berdasarkan keprihatinan Gereja Katolik tentang tingkat penularan HIV/AIDS yang sudah mengkhawatirkan di Kalimantan Barat.” Penyuluhan-penyuluhan itu “diberikan Gereja Katolik lebih pada aspek moral dan iman Kristiani,” yang dapat mencegah  kaum muda tertular penyakit itu, tambahnya.

“Secara fisik belum kelihatan dampaknya,” katanya mengakui. Tetapi ia menegaskan bahwa “melalui penyuluhan itu, ada kesadaran kolektif di kalangan keluarga untuk menghindari bahaya penularan HIV/AIDS dalam masyarakat.”

Umat awam itu menjelaskan bahwa program itu menargetkan hanya para pelajar Katolik karena keterbatasan dana yang disediakan oleh CORDAID, sebuah organisasi Katolik yang berbasis di Belanda. Ia juga mengatakan bahwa CORDAID tengah mempertimbangkan biaya penyuluhan kedua di sekolah-sekolah, “karena para siswa Katolik dan gurunya sangat antusias.”

Caecilia Selli, pelajar di SMU Gembala Baik di Pontianak, menghadiri sebuah sesi tahun lalu. Ia mengatakan bahwa sesi ini memberi dia banyak pemahaman yang lebih jelas tentang HIV/AIDS, yang dianggapnya sebagai informasi penting yang bisa di-sharing-kan dengan kaum muda lainnya.

Menurut Stephanus Maryos, seorang guru di sekolah yang sama, program itu merupakan inisiatif yang bernilai yang memberi pengetahuan nyata tentang HIV/AIDS kepada para pelajar.

Pujian juga berasal dari Charles Hutasoit, seorang Protestan dan direktur Rumah Sakit St. Anthonius, sebuah fasilitas yang dikelola Katolik di Pontianak yang turut ambil bagian dalam program ini. Ia menegaskan bahwa infeksi HIV bisa dicegah hanya jika masyarakat, khususnya kaum muda, mempunyai pemahaman yang lebih baik tentang konsekuensi tragis dari AIDS dan cara penularan HIV.

Kepala Departemen Kesehatan propinsi Kalimantan Barat, Muhammad Subuh, menyampaikan dukungannya terhadap inisiatif Gereja tersebut. “Pemerintah sadar tidak akan mungkin melakukan langkah penanggulangan sendiri. Jadi, dukungan kelembagaan agama seperti Gereja Katolik sangat perlu,” kata pejabat pemerintah beragama Islam itu kepada UCA News.

Kalimantan Barat menduduki peringkat ke-enam dalam daftar jumlah kasus HIV/AIDS di tanah air. Menurut statistik pemerintah pusat, propinsi itu memiliki 854 penderita HIV/AIDS hingga bulan Maret, dan 103 lainnya meninggal karena AIDS.

Statistik yang sama mencatat Jawa Barat sebagai peringkat pertama dari 33 propinsi, dengan 5.528 kasus. Namun UNAIDS, Joint United Nations Programme on HIV/AIDS, memperkirakan jumlah penderita HIV di Indonesia adalah sekitar 270.000 orang.

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi