UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

FILIPINA – Para Uskup Minta Perlindungan Warga Sipil Menyusul Ledakan Bom di Selatan

Juli 7, 2009

MANILA (UCAN) — Pemimpin-pemimpin religius di Filipina meminta agar warga sipil dilindungi setelah terjadi ledakan bom di sejumlah wilayah di bagian selatan.

Pada 7 Juli dalam dua serangan, satu di Jolo, Propinsi Sulu, dan lainnya di Illigan City, Propinsi Lanao del Norte, tiga orang meninggal dunia dan 34 lainnya menderita cedera.

Dua hari sebelumnya, enam orang meninggal dan 42 menderita luka dalam sebuah serangan bom di Cotabato City.

“Kasihanilah warga sipil, terutama jika ini terkait dengan perang antara tentara dan Front Pembebasan Islam Moro (MILF, Moro Islamic Liberation Front,” kata Uskup Auksilier Cotabato Mgr Jose Colin Bagaforo dalam sebuah forum yang diselenggarakan Gereja di Manila pada 7 Juli.

Dalam sebuah wawancara radio, Uskup Agung Jaro Mgr Angel Lagdameo, ketua Konferensi Waligereja Filipina (CBCP, Catholic Bishops’ Conference of the Philippines) juga mendesak para pelaku pemboman untuk menggunakan forum yang tepat guna menyuarakan keluh kesah mereka.

“Kami memohon kepada para pelaku untuk menghentikan kekerasan mereka,” kata uskup agung itu.

Pada 6 Juli, Paus Benediktus XVI menyampaikan rasa simpati dan doanya bagi para korban ledakan bom 5 Juli di sebuah tempat penjualan babi guling di depan Katedral Maria Dikandung Tanpa Noda di Cotabato City, 885 kilometer tenggara Manila.

Di satu dari dua serangan bom pada 7 Juli, yang terjadi dekat Katedral Gunung Karmel di Jolo pada jam 7:45 pagi, dua orang tewas dan 24 terluka. Ledakan itu menghancurkan sejumlah toko.

“Kami sedang menyelidiki motif serangan dan tipe bahan ledakan. Namun, karena ada sisa-sisa pecahan dari sebuah sepeda motor yang tersebar ke mana-mana, maka hal itu memperkuat dugaan kami bahwa sebuah bom yang dipasang pada sepeda motor,” kata Inspektur Utama Usman Pingay, kepala kepolisian Jolo, kepada UCA News melalui telpon.

Bom itu, menurutnya, meledak di depan sebuah toko perkakas dan ledakan itu menewaskan dua warga sipil berusia 60-an. Di antara mereka yang terluka terdapat tiga polisi, tambahnya.

Walikota Jolo Hussein Amin mengatakan, tentara menjinakkan bom kedua yang terbuat dari 81 mm bahan keras dan dipasang di pos polisi di luar gereja.

Tidak ada kelompok atau individu menyatakan bertanggung jawab, namun polisi dan tentara mengatakan bahwa serangan itu memiliki tanda-tanda keterlibatan Abu Sayyaf, sebuah kelompok yang melakukan penyanderaan dan berbagai serangan kekerasan terhadap warga sipil. “Kami menduga bahwa mereka yang berada di balik pemboman itu berasal dari kelompok yang sama yang menggunakan sebuah bom sepeda motor di depan konvoi Gubernur (Sulu) Abdusakur Tan” Mei lalu, kata Amin.

Dalam insiden lain, satu orang tewas dan sedikitnya tujuh warga sipil dan tiga tentara terluka ketika sebuah bom mobil meledak di Iligan City tiga jam setelah serangan di Jolo.

Wakil Menteri Kehakiman Ricardo Blancaflor, kepala satuan tugas anti-teror, mengatakan, sasaran pemboman di Iligan adalah militer, karena mobil bom itu meledak dekat jeep tentara yang diparkir di luar sebuah toko.

Dia tidak menguraikan lebih jauh apakah serangan-serangan terkoordinasi.

Di Manila, Uskup Agung Cotabato Mgr Orlando Quevedo mengatakan kepada UCA News bahwa sejumlah pemboman di daerahnya beberapa tahun terakhir ini terarah pada kasus-kasus untuk mendapatkan uang.

Dia mengatakan yang disebut anggota MILF “merah” itu merupakan sebuah “kelompok teroris pejuang.” Para pemimpin utama MILF telah membubarkan faksi ini.

Uskup Agung Lagdameo dalam wawancaranya di radio menegaskan bahwa para uskup mendoakan keluarga-keluarga para korban.

“Dalam retret mereka yang penuh doa, para uskup mengungkapkan turut berdukacita kepada keluarga-keluarga dari para korban ledakan yang tidak bersalah itu,” kata ketua CBCP.

Waligereja itu berkumpul di Tagaytay City untuk retret tahunan mereka sebelum memulai Pertemuan Pleno ke-99 yang akan berlangsung pada 11-12 Juli.

Para uskup dari Mindanao, wilayah Filipina selatan, mungkin akan membicarakan soal pemboman-pemboman itu dalam pertemuan itu, kata Uskup Bagaforo.

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi