UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

INDONESIA – Kaum Muda Katolik Melihat Sumbangan Gereja bagi Pengembangan Sosial-Ekonomi

Juli 17, 2009

CIPEUNDEUY, Jawa Barat (UCAN) — Mengakhiri kursus ajaran sosial Gereja, 29 kaum muda Katolik mengunjungi sebuah desa yang semua warganya beragama Islam guna melihat secara langsung apa yang dilakukan komisi pengembangan sosial ekonomi keuskupan untuk membantu masyarakat.

Kursus sejak bulan Januari, yang dilaksanakan setiap hari Jumat di Gedung Pastoral Keuskupan Bandung, bukan hanya mengajak peserta melihat situasi sosial budaya, ekonomi dan politik, berkenalan dengan model-model analisa sosial, mengenal dan mencicipi atau mendalami Ajaran Sosial Gereja, namun berkenalan dengan berbagai metode untuk perubahan sosial, khususnya melalui model pemberdayaan masyarakat misalnya koperasi kredit atau Credit Union (CU) dan systems of rice intensification (SRI) – sebuah cara peningkatan penanaman padi.

Warga desa mengembangkan cara-cara pertanian padi ini dengan bantuan Komisi Pengembangan Sosial-Ekonomi (Komisi PSE) Keuskupan Bandung.

Tanggal 28 Juni, bersama dengan peserta kursus terdahulu dan tiga tutor, kaum muda Katolik itu mengunjungi Nanggeleng, sebuah desa di pegunungan yang terletak di Kecamatan Cipeundeuy, Jawa Barat, guna lebih banyak melihat apa saja yang dilakukan oleh Komisi PSE itu.

Di sana, mereka mengamati dan mendiskusikan tentang pemasangan tenaga mikro hidro yang membantu menyalurkan air bersih dari sebuah mata air di kaki lembah ke penampungan-penampung air yang terletak 70 meter di atas bukit. Sesudah itu, mereka belajar tentang metode SRI yang menggunakan pupuk kompos yang diproduksi sendiri oleh para petani di desa itu. Mereka juga mengunjungi Koperasi Kredit Warna Mekar.

“Komisi PSE membawa mereka ke sini untuk melihat sendiri apa yang mereka pelajari di dalam kelas,” kata Cosmas Lili Alika, sekretaris dari tim keuskupan yang melaksanakan kursus itu. Sekretaris Komisi PSE itu menambahkan bahwa Komisi PSE telah memberdayakan warga desa itu lewat Koperasi Kredit, pertanian SRI atau organik, pelayanan kesehatan serta tenaga mikro hidro.

Komisi PSE “telah membantu semua lapisan masyarakat di wilayah Keuskupan Bandung, termasuk lembaga pemerintahan dan militer, rumah sakit serta universitas, serta 11 paroki, dalam menjalankan CU yang kini terbuka bagi umat non-Katolik,” katanya.

Selain itu, Komisi PSE “membantu masyarakat di tujuh kecamatan dan dua paroki untuk menjalankan pertanian SRI dan menciptakan pasar alternatif untuk produk organik mereka.”

Tujuan dari Komisi PSE adalah menyebarkan penggunaan CU, pertanian organik, dan pelayanan kesehatan. “Masyarakat, sebagian besar kamu Muslim, menyambut baik pelayanan kami yang sungguh sesuai dengan kebutuhan dasar mereka. Kami memberikan pelayanan ini tanpa menunjukkan indentitas Katolik namun dengan jalan masuk persoalan sosial. Komisi kami tak pernah menghadapi persoalan manakala di kemudian hari masyarakat tahu bahwa kami Katolik,” kata Alika kepada UCA News.

Dalam kunjungan itu, Wahyudin, manager Koperasi Kredit Warna Mekar yang menjalankan tenaga mikro hidro bantuan Kedutaan Besar Jerman di desa itu mengatakan, ia mulai mengembangkan delapan CU di kecamatan itu setelah mengikuti kursus CU yang dijalankan Keuskupan Bandung di tahun 1993.

Asep Wowon Sudianto, tokoh masyarakat di desa itu, berterima kasih kepada Komisi PSE yang telah mengembangkan desa itu dan mengatakan bahwa komisi itu mulai mengajarkan pertanian organik kepada warga desa itu di tahun 2000.

Kaum muda Katolik yang mengunjungi desa itu mengakui bahwa kursus dan kunjungan itu sangat berguna.

“Kursus Ajaran Sosial Gereja membuka mata dan pengetahuan kita akan situasi dunia. Selain itu, Ajaran Sosial Gereja memberi jawaban atas situasi itu berdasarkan Terang Injil,” kata Thomas Timothy.

Menurut Teresa Subaryani DH Soedirdjo, kunjungan itu telah meluaskan pandangannya terhadap situasi masyarakat dan menyadari bahwa dalam setiap agama ada ajaran universal yakni kesejahteraan. ”Kunjungan itu mendorong kami mengaplikasikan ilmu yang kami pelajari, karena ternyata teknologi belum mencapai rakyat kecil,” katanya.

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi