UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

SRI LANKA – Uskup Agung Baru Colombo Mohon Kaum Beriman Tanggulangi Berbagai Tantangan

Agustus 7, 2009

COLOMBO (UCAN) — Uskup Agung Colombo yang baru dilantik menghimbau semua agama untuk bekerja sama demi kebaikan masyarakat Sri Lanka yang diluluhlantahkan selama bertahun-tahun oleh perang saudara.

“Kami harus membangun sebuah masyarakat demokratis, penuh perdamaian, adil, dan bebas,” kata Uskup Agung Malcolm Ranjith kepada lebih dari 7.000 pemimpin Buddha, imam Hindu, pemimpin Gereja-Gereja Kristen, dan umat Katolik ketika dia dilantik di Katedral St. Lusia di Colombo pada 5 Agustus.

Untuk maksud ini, “kami butuh para pemimpin agama-agama lain,” kata Uskup Agung Ranjith yang pernah berkarya sebagai Sekretaris Kongregasi Ibadat Ilahi dan Pelaksanaan Sakramen-Sakramen di Vatikan sebelum penugasan yang baru ini.

Paus Benediktus XVI menunjuk Uskup Agung Ranjith untuk jabatannya sekarang ini pada bulan Juni setelah menerima permohonan pengunduran diri Uskup Agung Colombo Mgr Oswald Gomis, yang telah menginjak usia pensiun yaitu 75 tahun pada 18 bulan lalu.

Uskup Agung Ranjith, 61, adalah satu dari hanya dua orang Asia yang memegang jabatan penting di Kuria Roma – yang lain adalah Ivan Kardinal Dias asal India, yang kini menjadi prefek Kongregasi Evangelisasi Bangsa-Bangsa.

Dalam Misa pelantikan, Uskup Agung Ranjith mengatakan, dia mengambil alih kepemimpinan Keuskupan Agung pada waktu yang sangat sulit dan menantang.

Perang saudara yang berlumuran darah selama 25 tahun baru saja berakhir ketika militer melumpuhkan para pemberontak Macan Tamil. Selain menghancurkan ekonomi, perang saudara itu juga membuat masyarakat terpecah berdasarkan ras, bahasa, dan agama.

“Janganlah kita izinkan kelemahan insani untuk menciptakan perpecahan di antara kita,” kata Uskup Agung Ranjith.

Uskup Jaffna Mgr Thomas Savundaranayagam, yang keuskupannya paling menderita akibat perang saudara itu menyambut baik Uskup Agung Ranjith dalam homilinya. “Perang telah berakhir,” kata Uskup Savundaranayagam, “tetapi dengan kemampuan dan pengalaman Anda, Anda dapat menanggulangi berbagai tantangan yang ada.”

Uskup Savundaranayagam mengatakan, kini ada sekitar 300.000 warga sipil Tamil yang ditahan di banyak kamp pengungsi seusai perang. Kami mohon kepada uskup agung yang baru untuk meneruskan karya perdamaian pendahulunya.

Uskup Agung Emeritus Colombo Mgr Nicholas Marcus Fernando mengatakan kepada UCA News, “keyakinan kuat dialog antaragama dari Uskup Agung Ranjith dapat turut melenyapkan berbagai hal yang menimbulkan ketegangan dan perbedaan pendapat di antara kelompok agama dengan kelompok etnis di negeri kita.”

Pastor Tissa Balasuriya OMI, seorang teolog terkenal, mengatakan kepada UCA News bahwa dia berharap bahwa Gereja “berperan penting dalam menciptakan perdamaian dan penempatan kembali orang-orang yang kehilangan tempat tinggal” di bawah kepemimpinan uskup agung yang baru.

Uskup Agung Ranjith dilahirkan di Polgahawela, Sri Lanka, pada 15 November 1947, dan ditahbiskan menjadi imam tahun 1975. Paus Yohanes Paulus II mengangkatnya menjadi uskup auksilier Colombo tahun 1991 dan menunjuknya sebagai uskup Ratnapura tahun 1995.

Dari 1995-2001, dia menjadi sekjen Konferensi Waligereja Sri Lanka dan ketua Komisi Keadilan, Perdamaian, dan Pengembangan Manusia. Dalam perannya yang terakhir ini, dia sangat terlibat dalam pencarian penyelesaian konflik masyarakat di Sri Lanka. Pemerintah menunjuknya sebagai wakil pemerintah untuk mengadakan negosiasi damai dengan para pemberontak Macan Tamil.

Tahun 2001 dia menjadi wakil sekretaris Kongregasi Evangelisasi Bangsa-Bangsa di Vatikan dan tahun 2004 diangkat menjadi Duta Besar Vatikan untuk Indonesia dan Timor Leste. Paus Benediktus menugaskannya menjadi sekretaris Kongregasi Ibadat Ilahi dan Pelayanan Sakramen-Sakramen, jabatan yang dipegangnya hingga belakangan ini.

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi