- UCAN Indonesia - https://indonesia.ucanews.com -

PAKISTAN – Pria Awam Mengisi Kekosongan Sekolah Minggu

LAHORE, Pakistan (UCAN) — Enam hari seminggu Arif Noor bangun sebelum fajar  guna  membangunkan anak-nak untuk kelas pelajaran agama.

“Bangun anak-anak, waktunya untuk pergi ke gereja!” teriak Noor ketika ia melewati jalan-jalan di Salamat Pura, sebuah desa kecil di pinggiran utara Lahore. Sekitar 10 tahun lalu, pria awam Katolik berusia 58 tahun itu menjadi kekuatan pendorong di balik pusat pendidikan Kristen di Gereja St. Paulus di Keuskupan Agung Lahore.  Sejak 2007, jumlah pusat pendidikan meningkat menjadi 10 buah

Pusat-pusat itu dibuka pada waktu fajar dan memungkinkan anak-anak berusia lima sampai 15 untuk mendapatkan pendidikan agama. Setelah kelas, anak-anak pergi ke sekolah, jika mereka menghadiri sekolah, atau pulang.

Pusat-pusat itu membantu mengisi kekosongan karena kekurangan guru Sekolah Minggu di 29 paroki di Keuskupan Agung Lahore.

“Di komunitas kami, tidak ada pelayanan sekolah Minggu khusus bagi anak-anak,” kata Javaid Joseph, katekis dari Paroki St. Paulus, kepada UCA News. “Program dari Noor ini benar-benar membantu misi kami.”

Noor, seorang tukang listrik, juga menjadi wakil ketua di pusat di Paroki St. Paulus.

Joseph mengatakan misi pelajaran agama merupakan ungkapan rasa terima kasihnya atas bantuan yang diterima putrinya dari lembaga amal Kristen setelah putrinya terluka parah ketika bermain kembang api tahun 1986.

Pastor Nasir Gulfam, memuji karya Noor. “Saya menghabiskan 10 tahun di paroki ini dan melihat Noor juga menyediakan buku-buku agama untuk paroki lain. Sekolah-sekolah semacam itu diperlukan di desa dan di daerah kumuh. “

Pusat-pusat pelajaran agama itu juga memiliki kebiasaan untuk berdoa setiap hari seperti berdoa rosario dan membaca Kitab Suci.

Sebuah tim yang terdiri dari 50 guru relawan, lima di setiap pusat, memimpin kelas enam hari seminggu. Program ini berdiri sendiri dan dari para siswa hanya dipungut biaya beberapa rupee setiap minggu untuk menutup pengeluran-pengeluaran pokok. Tujuh pusat berada di gereja-gereja di Lahore, sementara tiga berada di Sheikhupura, sekitar 40 kilometer ke arah barat laut.

Para orangtua mengatakan pusat itu membantu anak-anak mereka memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang iman Katolik.

Empat anak dari Masih Rafique telah mengikuti kelas pelajaran agama itu selama lima tahun. “Pelajaran-pelajaran itu sangat diperlukan. Kini anak-anak saya bisa membaca Kitab Suci dan berdoa sendiri,” katanya.

PA08528.677b