UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Tarekat Maria Bambina tekankan kesaksian hidup

Pebruari 3, 2010

NEW DELHI (UCAN) — Kaum religius harus menekankan nilai “kesaksian hidup”, khususnya dalam situasi sosial-religius yang ada di India, kata pemimpin tarekat religius perempuan yang berbasis di Italia saat berkunjung ke India.

“Keanekaragaman sosial dan keagamaan merupakan tantangan di mana-mana. Tapi di India, mungkin lebih. Hal itu mestinya mengilhami kita untuk lebih membangun tubuh Kristus melalui kesaksian hidup,” kata Suster Pier Carla Mauri, pemimpin umum Tarekat Suster-Suster Cinta Kasih dari Santa Bartholomea Capitanio dan Santa Vincenza Gerosa.

Pemimpin tarekat yang lebih dikenal dengan “Para Suster Maria Bambina” itu berada di India dalam rangka kunjungan kepada 1.800 suster asal India yang tersebar di delapan propinsi.

Di India, tarekat itu bertumbuh pesat dan punya peluang besar untuk berkembang, kata biarawati itu.

Para Suster Maria Bambina mengelola panti-panti untuk anak yatim, orang lanjut usia, dan kaum miskin. Mereka juga mengelola sekolah dan lembaga kesehatan.

Dia mengatakan, para susternya terlibat dalam “evangelisasi sosial” terutama di India dan negara-negara Asia lainnya. Tarekat itu juga memiliki komunitas di Bangladesh, Jepang, Myanmar, Nepal, dan Thailand.

Kemajemukan budaya dan agama, kata Suster Mauri, sedang menjadi fenomena global. Kaum religius, terutama para suster yang tinggal dekat masyarakat hendaknya memperhatikan agar “jangan sampai menyinggung” sentimen keagamaan penganut agama-agama lain.

“Hidup kami mesti mempromosikan nilai-nilai Kerajaan Allah. Langsung berkotbah selalu tidaklah mungkin, juga mungkin berbahaya. “Evangelisasi merupakan pemberian kesaksian akan nilai-nilai Kerajaan,” katanya.

Tujuan setiap Religius, katanya, hendaknya dibangun di atas komunitas yang terdiri dari orang-orang dengan nilai-nilai yang didasarkan pada kebenaran, keadilan, dan kasih satu terhadap yang lain.

“Kita perlu hidup dalam persatuan sekalipun kita memiliki agama, kasta, dan kelompok etnis yang berbeda,” katanya. Dia juga menambahkan bahwa komunitas seperti itu akan menekankan nilai-nilai Kerajaan.

India mengalami kemiskinan luar biasa, dengan jutaan orang hidup di bawah standar kemanusiaan, sementara segelintir orang menikmati kemakmuran, katanya. “Kemiskinan di India merupakan tantangan terus-menerus” bagi kehidupan religius, lanjut Suster Mauri.

“Ini membantu para suster kita untuk meneruskan kehidupan mereka yang sederhana dan penuh tenggang rasa,” katanya.

Dalam dunia yang semakin sekuler yang mencari keuntungan dan kenikmatan “orang menjadi tidak mampu untuk mengutamakan Allah.” Kehidupan religius menjadi relevan “di sini karena kaum Religius membuat kehadiran Allah itu tetap hidup di depan mereka,” kata biarawati itu.

IC08709.680b

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi