UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Pusat Caritas didik orang muda miskin

Maret 25, 2010

Pusat Caritas didik orang muda miskin

Saray Phirum (kiri) menunjukkan sebuah lukisan karya seorang siswa dari pusat itu

Cheng Theavin tidak mengira bahwa dia bisa memperoleh keterampilan kejuruan karena orangtuanya tidak mampu membiayai sekolahnya lebih dari pendidikan dasar, demikian UCA News.

Namun, berkat Program Pengembangan Orang Muda dari Caritas Kamboja, pria berusia 20 tahun itu kini belajar seni.

“Saya belajar tanpa membayar sedikit pun,” katanya berseri-seri. “Kini saya memperoleh keterampilan dan saya rasa para siswa lain juga merasakan hal yang sama.”

Meskipun baru tahun pertama mengikuti kursus di Pusat Pelatihan Kejuruan Caritas, dia sudah bisa menghasilkan uang untuk keluarganya dengan menjual karya seninya.

Pusat di Desa Takdol, Propinsi Kandal, itu telah memberikan kesempatan pendidikan seperti itu kepada banyak kaum muda miskin dalam 18 tahun terakhir.

Para siswa, berusia 17-25, dapat mendaftarkan diri di pusat itu jika mereka sudah menyelesaikan kelas sembilan dan berasal dari keluarga miskin, jika mereka cacat, atau menjadi korban penjualan manusia.

Selain seni, pusat itu juga memberi kursus keterampilan di bidang komputer, akuntansi, administrasi, dan pengembangan masyarakat. Seluruh kursus berlangsung selama dua tahun.

Saray Phirum, Koordinator Program Pengembangan Orang Muda, mengatakan bahwa pusat itu tidak hanya mengajarkan keterampilan mencari nafkah, tetapi juga “mempromosikan kepemimpinan dan pengembangan manusia.”

Pada 18 Maret, pusat itu menyelenggarakan acara wisuda ke-18 untuk 128 siswa, 39 di antaranya adalah perempuan muda.

Menanamkan cinta untuk belajar

Salah satu dari mereka, Kea Rum, 20, mengatakan, “Saya benar-benar menghargai pendidikan di sini. Pendidikan di sini memberi saya keterampilan yang baik dan juga membantu saya untuk menemukan pekerjaan.”

Rum mengikuti kursus pengembangan masyarakat dan kini dia bekerja di Universitas Norton di Phnom Penh.

Pusat Caritas ini juga memiliki asrama yang menyediakan akomodasi dan makanan untuk 50 siswa dari berbagai propinsi yang jauh.

Vann Den, 21, salah satu anak asrama, mengatakan: “Kami hidup seperti saudara kandung. Ketika ada masalah, kami saling membantu dan jika kami memiliki sesuatu untuk dimakan, kami saling berbagi juga.”

Dia mencatat bahwa program kaum muda ini juga memiliki sistem kredit untuk membantu siswa yang ingin berwiraswasta setelah tamat.

Monsignor Enrique Figaredo, direktur Caritas Kamboja, sekaligus Prefek Apostolik Battambang, mengatakan pada acara wisuda 18 Maret, pusat ini berusaha untuk menanamkan rasa cinta untuk belajar di kalangan orang muda.

Jika anak-anak muda diberi kesempatan untuk berkembang, kata pemimpin Gereja itu, masyarakat jugalah yang akan menikmatinya.

Puun Paan, seorang pejabat dari Departemen Tenaga Kerja dan Pelatihan Kejuruan, mengatakan bahwa Program Caritas ini sejalan dengan strategi pemerintah untuk mengembangkan sumber daya manusia di negeri ini. “Jadi kami menghargai dan terus mendukung” badan Gereja ini, katanya.

Sejak dibuka tahun 1992, total siswa yang tamat dari pusat itu berjumlah 1.842 orang. Menurut Phirum, sebagian besar dari mereka telah mendapat pekerjaan atau berwiraswasta.

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi