UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Ateisme — Tanda seorang Kristen yang baik

Juni 10, 2011

Ateisme — Tanda seorang Kristen yang baik

Pastor William Grimm MM

Seorang teman yang saleh khawatir karena membaca buku salah seorang ateis yang gemar berdakwah (saya kira itu tulisan Richard Dawkins), dia yakin bahwa dakwah itu benar. Saya meyakinkannya bahwa setuju dengan ateis 99% adalah sikap yang sangat Kristiani. Kami juga tidak percaya pada Tuhan atau dewa/i yang tidak dipercaya ateis. Kami percaya pada satu Allah yang juga sering menjadi perhatian ateis.

Bahkan, dalam penganiayaan Romawi, tuduhan terbesar terhadap orang Kristen adalah ateisme. Kami tidak percaya akan dewa/i dan memberi penghormatan kepada mereka. Salah satu alasan St. Agustinus menulis The City of God adalah untuk membantah tuduhan bahwa penolakan orang Kristen untuk menghormati para dewa telah menyebabkan keruntuhan Roma.

Skeptis akan klaim tentang Tuhan atau dewa-dewa harus menjadi ciri orang Kristen, demikian juga bagi orang Yahudi dan kaum Muslim. “Tidak ada yang lain, tidak ada Allah selain dari pada-Ku!” (Yesaya 45:21).

Namun, orang Kristen cenderung untuk menciptakan dewa baru dalam citra dan rupa mereka sendiri. Untungnya, mereka adalah pembuat dewa/i yang sering menjadi sasaran empuk serangan ateis. Mereka ini sering melakukan sesuatu demi Gereja. Kita harus berterima kasih kepada para ateis karenma bisa menyelamatkan kita dari agama Kristen yang sesungguhnya kafir.

Sebuah contoh adalah prediksi terbaru tentang hari kiamat. Seorang pendeta di Amerika Serikat menyatakan bahwa pada tanggal 21 Mei akan terjadi kiamat dengan menyelamatkan kaum beriman dari bumi dan menciptakan periode sela selama enam bulan penuh dengan teror dan penderitaan sebelum penciptaan diakhiri. Orang tersebut mengkalkulasi ulang dan menentukan 21 Oktober sebagai kiamat. Sekalipun mengklaim sebagai Kristen, jelas bahwa Allahnya adalah proyeksi keyakinan puas diri dari dirinya sendiri dan para  pengikutnya bahwa kasih Allah itu hanya khusus bagi mereka.

Tentu saja, kecenderungan ini tidak terbatas pada para penganut Protestan injili. Banyak juga orang Katolik musyrik yang punya banyak “god” dan “demigods” yang perlu dibersihkan.

Ada devosi Maria yang terfokus di Akita, di sini di Jepang. Dilaporkan bahwa seorang suster dikunjungi oleh Maria, yang antara lain berkata, “Agar dunia tahu kemurkaan-Nya, Allah Bapa sedang mempersiapkan siksaan besar bagi segenap umat manusia. Bersama Sang Putra, saya banyak kali ikut campur untuk meredakan murka Bapa.”

Selain kecenderungan patut disesalkan tersebut ada juga beberapa umat Katolik – tidak sekedar kata-kata – mendewakan Maria. Orang Kristen harus bersatu dengan ateis untuk membersihkan hal ini. Jika Putra Allah bersatu dengan Maria untuk menggagalkan rencana Allah Bapa, ini sangat tidak teologis. Ini adalah Oedipus Kompleks dari Freud. Lebih buruk lagi, ada dua dewa, karena ini bertentangan dengan kesatuan Bapa dan Putra dalam Trinitas. Jika keallahan yang satu murka, keallahan yang lain (dengan bantuan ibu-Nya) menjadi penantang dan sangat berbelas-kasihan. Keduanya tidak benar.

Jadi, di mana bisa kita bisa menemukan satu-satunya Allah yang benar?

Di kayu salib.

Tidak ada tempat lain di mana kita bisa mendapatkan template untuk menafsirkan Kitab Suci, teologi, pengalaman, atau spekulasi.

Dan apa yang kita pelajari dari Allah di sana? Bahwa Allah mengampuni, menderita ketimbang menciptakan penderitaan, tidak menggantikan kebebasan manusia, tidak memanggil malaikat atau ibunya untuk mengubah fakta, tidak membanjiri dunia dengan kekuatan apapun kecuali cinta.

“Tuhan” apa saja yang tidak cocok dengan Dia yang bergantung di kayu salib itu harus dilempar ke mulut singa ateis untuk dilumatkannya. Dan jika melalui kata (doa), perbuatan (amal), atau sikap, setiap dari kita masih menunjukkan bahwa kita percaya pada suatu allah yang lain, maka itu berarti kita mengembangkan suatu ateisme yang bagus.

Pastor William Grimm MM adalah imam misionaris Amerika Serikat yang berbasis di Tokyo dan penasehat UCA News.  Dia juga pernah menjadi pemimpin editor “Katorikku Shimbun,” mingguan Katolik Jepang.

Atheism — Sign of a good Christian (ucanews.com)

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi