- UCAN Indonesia - https://indonesia.ucanews.com -

Nasionalisasi hantui sekolah Gereja

Para pendidik Katolik mengatakan kualitas pendidikan di sekolah-sekolah mereka di propinsi Punjab dan propinsi Sindh, Pakistan, terus menurun dari tahun ke tahun setelah lembaga itu kembali kepada Gereja usai ditangani pemerintah.

“Kami masih mencari bantuan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menyelesaikan isu-isu utama sejak lembaga-lembaga itu diserahkan kembali kepada Gereja,” kata Pastor Joseph Leonard Paul pada perayaan di Karachi akhir pekan lalu menandai peringatan 50 tahun imamatnya.

Pastor Paulus telah melayani di sekolah-sekolah Gereja selama 43 tahun dan ia berperan penting untuk mengembalikan lembaga-lembaga itu dikelola Gereja.

Pemerintah melakukan nasionalisasi semua sekolah dan perguruan tinggi Gereja di propinsi Punjab dan propinsi Sindh tahun 1972.

Kemudian sekolah-sekolah itu didenasionalisasikan diantara 1985 dan 1995 tanpa memberikan kompensasi apapun.

Sebuah sekolah dan sebuah perguruan tinggi Gereja masih tetap ditangani pemerintah di Karachi, termasuk sebuah sekolah berusia 100 tahun di Lahore.

“Sekarang gedung ini rusak. Kami mencoba untuk mendapatkannya kembali, tetapi pemerintah mengatakan kami tidak memiliki dokumen. Beberapa tanah Gereja juga dalam bahaya,” kata Maxwell Shanti, sekretaris eksekutif Majelis Pendidikan Katolik (CBE) di Lahore.

Demikian pula CBE di keuskupan Islamabad-Rawalpindi menyatakan keprihatinan yang sama atas sebuah sekolah di desa. “Kami meragukan masa depan sekolah itu”, kata William John, sekretaris eksekutif CBE.

“Kualitas pendidikan menurun di lembaga pendidikan pemerintah akibat kurangnya akuntabilitas. Berbagai sekolah Gereja dibiarkan rusak dan mengalami kekurangan  guru serta mahasiswa karena sekolah itu dinasionalisasi,” katanya

Meskipun pendidikan Islam merupakan mata pelajaran wajib, sekolah pemerintah tidak mengajarkan agama.

“Sebuah penindasan dan inferioritas kompleks di kalangan siswa non-Muslim,” kata John.

Gereja Katolik saat ini mengelola 504 lembaga pendidikan di negara ini.

Sumber: Nationalization haunts Church schools [1]