- UCAN Indonesia - https://indonesia.ucanews.com -

Gereja tak boleh berpolitik

 

Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pendeta Andreas A Yewangoe, mengatakan, tahun 2013-2014 di Indonesia dan NTT khususnya adalah tahun politik.

Tahun 2014 adalah pemilihan presiden dan wakil presiden, pemilihan legislatif, dan di NTT tahun 2013 pemilihan gubernur dan wakil gubernur. Karena itu, Gereja tidak boleh berpolitik.

Pendeta Yewangoe mengatakan hal itu dalam suara gembalanya saat pembukaan sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) PGI di GOR Flobamora Oepoi Kupang, Jumat (25/1/2013), seperti dilansir poskupang.com.

Menurut Pendeta Yewangoe, tahun politik itu wajar sebagai negara demokrasi, namun masyarakat akan terpilah-pilah dalam menentukan haknya. “Persoalan besar akan muncul jika masyarakat menjadi tidak dewasa menghadapi momentum atau pesta demokrasi ini,” katanya.

Untuk itu, tegas Pendeta Yewangoe, peran serta Gereja sebagai pemulih dan penyembuh harus menjadi yang terdepan agar masyarakat yang tadinya terpilah-pilah, kembali menjadi satu umat dan satu bangsa. Gereja, tandasnya, tidak boleh bermain politik, terutama para pemimpinnya.

Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, memberikan ucapan selamat datang kepada anggota PGI yang sudah membuat keputusan untuk menjadikan Kupang-NTT sebagai penyelenggara sidang.

Ia mengatakan, NTT identik dengan kemiskinan dan ketertinggalan, tetapi di NTT juga ada potensi sumber daya alam dan kelautan. NTT sebagai daerah kepulauan, demikian Frans, memiliki keanekaragaman karakter, masalah dan kebutuhan yang berbeda-beda.

“Walau NTT miskin, tetapi masyarakat NTT tidak yakin kalau Tuhan mentakdirkan mereka untuk miskin. Sampai saat ini angka kemiskinan di wilayah ini cenderung menurun, yakni tahun 2008 sebanyak 27,58 persen, dan tahun 2012 menjadi 20,41 persen,” ujarnya.

Walau dalam keterbatasan, kata Frans, NTT tetap aman, damai, rukun dan penuh toleransi.

Untuk itu, kata Frans, dalam sidang ini pasti akan ada rekomendasi- rekomendasi dan keputusan. Gubernur berharap bisa mendapatkan keputusan yang terbaik termasuk dalam pembangunan kehidupan keagamaan di NTT.

Ia juga berpesan, agar para peserta sidang MPL PGI yang berasal dari seluruh Indonesia bisa membawa informasi baik tentang NTT jika pulang dari sini (Kupang).