UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Tanggapan Gereja Asia terhadap pengunduran diri Paus Benediktus

Pebruari 13, 2013

Tanggapan Gereja Asia terhadap pengunduran diri Paus Benediktus

 

Klerus dan awam Katolik di seluruh Asia menyambut dengan tenang terkait pengumuman Benediktus pada Senin bahwa ia akan mengundurkan diri sebagai Paus.

Beberapa reaksi telah menyatakan terkejut dengan pengunduran dirinya, yang pertama sejak Paus Gregorius XII mengundurkan diri tahun 1415.

Reaksi lain mengatakan mereka telah menduga sebelumnya bahwa Paus Benediktus delapan tahun kepausannya akan berakhir seperti ini.

Namun, banyak yang sepakat bahwa penggantinya harus memperhatikan Gereja yang sedang bertumbuh dan pentingnya Gereja Asia bagi Gereja Universal.

“Paus yang baru harus terbuka untuk berdialog dengan para uskup di seluruh dunia, menjalin hubungan yang baik dengan mereka, memberdayakan Gereja lokal maupun Universal secara pastoral,” kata Uskup Agung Patrick D’Rozario OSC dari Dhaka, Bangladesh.

Dia menambahkan bahwa apa yang Gereja butuhkan sekarang adalah bimbingan, bukan seorang otokrat.

Muliawan Margadana, ketua Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA), mengatakan sesuatu yang  lebih eksplisit.

“Saya berharap bahwa dalam beberapa hari mendatang paus berikutnya akan memberikan perhatian lebih kepada Gereja yang tumbuh cepat di Asia dan Afrika. Jika memungkinkan, saya berharap paus baru akan datang dari Asia atau Afrika.”

Uskup Agung Joseph Coutts dari Karachi, Pakistan mengatakan Paus Benediktus adalah sekutu Gereja di Pakistan, di mana minoritas sering bertentangan dengan mayoritas Muslim.

“Dia mendukung sikap kami terkait hukum penghujatan dan isu-isu lain yang berkaitan dengan komunitas minoritas Kristen.”

Sementara dua kardinal India, yang akan bergabung dengan konsistori untuk memilih paus berikutnya, memuji Paus Benediktus atas kontribusinya bagi Gereja India.

“Paus Benediktus XVI selalu menunjukkan kasih sayang yang besar kepada saya dan bagi Gereja Katolik Malankara. Tanpa dia, Gereja tidak akan menerima pengakuan dengan mudah,” kata Baselios Kardinal Mar Cleemis dari Gereja Siro-Malankara, yang ditahbiskan sebagai kardinal pada November tahun lalu.

Kardinal George Alencherry, yang ditahbiskan pada Oktober, mengatakan dia tidak terkejut dengan pengunduran diri dan bahwa meskipun apa yang ia lihat sebagai kesehatan paus yang menurun, Paus Benediktus tetap menjadi kekuatan vital bagi Gereja India.

“Bapa Suci mungkin lemah karena kesehatannya yang buruk dalam beberapa bulan terakhir, tapi ia memiliki kejelasan visi dan komunikasi, dan Gereja Oriental selalu dihargai,” katanya.

Di Myanmar, di mana Gereja mencoba mengimbangi reformasi demokrasi karena negara itu sedang berupaya mengatasi pemerintahan otoriter selama beberapa dekade, pemimpin Gereja memuji pengunduran diri Paus Benediktus sebagai pemberani.

Uskup Agung Paul Zinghtung Gawng dari Mandalay mengatakan Paus Benediktus menunjukkan “keberanian dan kerendahan hati” karena mengetahui kemampuan fisiknya yang telah berkurang untuk memenuhi tugas-tugasnya.

Meskipun mengakui harapan bahwa Paus berikutnya berasal dari luar Eropa, Uskup Agung Charles Bo dari Yangon mengakui bahwa ini tidak mungkin.

“Hal ini sangat sulit untuk menebak siapa pengganti Paus Benediktus nanti, tapi saya pikir Paus mendatang berasal dari Eropa atau Amerika Selatan,” katanya.

Untuk beberapa orang, pengunduran diri Paus itu menunjukkan Gereja berkesempatan untuk merangkul perubahan yang nyata dan perubahan dalam kepemimpinan Gereja.

Pastor Bartolomeus Choi Jai-in, seorang imam pensiunan dari keuskupan Suwon, Korea Selatan, menyatakan Gereja menderita karena memiliki seorang Paus yang telah berusia lanjut.

“Ketika saya melihat gambar Paus yang nampak tua dan lemah, membuat saya berpikir tentang dirinya sebagai Gereja tua dan lemah,” katanya.

“Kita perlu seorang Paus muda yang akan memimpin Gereja secara dinamis.”

Ricardo Kardinal Vidal, uskup agung emeritus Cebu, Filipina juga sepakat.

Sambil mengungkapkan kekagumannya kepada Paus Benediktus, Kardinal Vidal, 82, mengatakan perubahan zaman memerlukan perubahan dalam kepemimpinan Gereja.

“Apa yang bisa kita lakukan? Gereja modern membutuhkan seseorang yang lebih muda, seseorang yang secara fisik sehat,” katanya.

Kardinal Filipina lain yang akan berpartisipasi dalam konsistori mendatang, Antonio Kardinal Tagle dari Manila, yang banyak berspekulasi sejak pengangkatanya tahun lalu, seorang yang berani, bisa mungkin sebagai penggantinya.

Berusia 55 tahun, dan terkenal karena karisma alami, Kardinal Tagle tampaknya akan mewujudkan harapan banyak orang untuk menjadi Paus, karena lebih muda, lebih modern dan, yang paling penting non-Eropa yang mencerminkan demografi perubahan Gereja.

Tetapi, meskipun spekulasi tersebut, berita pengunduran diri Paus Benediktus disambut dengan tenang, terima kasih atas jasanya dan berharap Paus berikutnya membimbing Gereja dalam menghadapi beberapa tantangan yang paling sulit ke depan.

Salah satu tantangan tersebut adalah Cina.

Uskup Joseph Gan Junquiu dari Guangzhou, yang diakui oleh pemerintah Cina dan Vatikan, mengatakan Paus Benediktus telah membawa dampak yang besar bagi Gereja di Cina.

Sementara hubungan di antara Beijing dan Roma belum pulih karena itu ada banyak harapan di bawah bimbingannya. Paus Benediktus telah memberikan bimbingan penting melalui surat pastoral ke Cina tahun 2007, yang “bisa menjadi dasar untuk normalisasi hubungan ke depan,” kata Uskup Gan.

Oswald Kardinal Gracias, yang diangkat oleh Paus Benediktus tahun 2008 dan salah satu dari 11 kardinal Asia yang akan memilih Paus berikutnya, berbicara atas nama orang di Asia dalam sebuah pernyataan yang mengakui bahwa rugi bagi Gereja dengan pengunduran diri Paus Benediktus dan berharap bahwa Gereja akan menemukan orang yang tepat ke depan.

“Kita pasti akan kehilangan pemimpin rohani besar untuk zaman modern kita. Seorang pria dengan pemikiran yang jelas tentang isu-isu agama dan sekuler dan tidak takut dan berani berbicara kebenaran dalam hal iman dan moral,” kata Kardinal Gracias, Uskup Agung Bombay dan ketua Konferensi Waligereja India, dalam sebuah pernyataan.

“Saat ini kita berdoa yang terus menerus bagi Gereja agar kita bisa mendapatkan seorang pemimpin yang hebat, bijaksana, kasih sayang, bela rasa, dan keberanian.”

Sumber: Asia reacts to pope’s resignation

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi