- UCAN Indonesia - https://indonesia.ucanews.com -

Koalisi Masyarakat Sipil desak Komnas HAM ke Papua

 

Koalisi Masyarakat Sipil untuk Penegakan Hukum dan HAM di Papua mendesak Komnas HAM melakukan investigasi ke Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya dan Sinak, Kabupaten Puncak, pasca penembakan yang menewaskan delapan anggota TNI dan empat warga sipil.

Koalisi Masyarakat Sipil untuk Penegakan Hukum dan HAM di Papua ini terdiri dari, Foker LSM Papua, LP3BH Manokwari, ELSHAM Papua Barat, SKPKC Keuskupan Jayapura, KontraS Papua, Jaringan Kerja HAM Perempuan Papua, AJI Papua, Baptis Voice Papua Departemen Keadilan dan Perdamaian Sinode Kingmi, pengacara dan pegiat HAM di tanah Papua.

Salah satu anggota koalisi, Gustaf Kawer yang juga selaku pengacara di Papua mengatakan, koalisi berharap siapa pun pelakunya, harus ditangkap dan bukan dibunuh.

“Hanya saja, saat ini banyak pihak kesulitan turun langsung ke lapangan melakukan investigasi, termasuk LSM. Itu bisa jadi tugas Komnas HAM sebagai institusi negara yang punya ruang untuk masuk. Sehingga mungkin dilihat apakah betul-betul ada pelanggaran HAM atau tidak,” katanya, Selasa, 26 Februari 2013, seperti dilansir Tempo.co.

Selain itu, kata Gustaf, saat ini pasca peristiwa, belum diketahui apakah ada atau tidak penyisiran dan sebagainya.

“Namun, jika misalnya ada masyarakat mengungsi ke satu wilayah dan ada masyarakat korban dari operasi itu, maka indikasi pelanggaran itu kuat sekali,” ujarnya.

Sebelumnya TNI dari Kodam XVII/Cenderawasih mengklaim pelaku penembakan diduga dari kelompok Goliath Tabuni dan Militer Murib. Sedangkan dugaan polisi mengarah, kalau penembakan tersebut terkait dengan Pilkada Kabupaten Puncak.

Saat ini situasi Provinsi Papua normal seperti biasanya, termasuk di wilayah Kota Jayapura sebagai ibukota Provinsi Papua. Hanya saja, situasi di Kabupaten Puncak Jaya dan Kabupaten Puncak pasca kasus penembakan pada Kamis, 21 Februari 2013, hingga kini masih siaga. Aparat keamanan di dua wilayah kabupaten itu terus ditambah.

“Kita pertebal anggota. Misalnya saja, di ibukota Kabupaten Puncak di Ilaga ada 250 personil polisi dan di Distrik Sinak ada 70-80 personil polisi, ini akan ditambah. Sebab jumlah pelaku penembakan sekitar 30-40 orang yang senjatanya tak lebih 15-20 pucuk. Hanya saja, jangan lihat ukuran senjata dan orang, dan ukuran medan, tapi mereka ada diketinggian,” kata Kalpoda Papua, Irjen Polisi Tito Karnavian, di Jayapura.