UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Penahbisan imam tak sah bersamaan dengan hari pelantikan Paus

Maret 20, 2013

Penahbisan imam tak sah bersamaan dengan hari pelantikan Paus

 

Uskup Joseph Ma Yinglin dari Kunming, yang tidak diakui oleh Takhta Suci, menahbiskan dua imam di provinsi Yunnan kemarin, menimbulkan pertanyaan baru tentang hubungan di antara Gereja Cina dan Vatikan.

Seorang imam dari Kunming yang menjadi konselebran dalam Misa penahbisan itu mengatakan kepada ucanews.com bahwa mereka telah merencanakan penahbisan itu beberapa bulan lalu untuk menandai Pesta St. Yosef – secara tidak sengaja bertepatan dengan pelantikan Paus Fransiskus.

“Acara itu tidak mungkin mengubah tanggal karena banyak kerabat dan teman-teman telah diharapkan dan siap hadir dalam kesempatan ini,” kata imam itu.

“Saya berharap dunia luar tidak akan salah paham. Kami menahbiskan imam hanya untuk kebutuhan Gereja lokal. ”

Selama Misa penahbisan itu, Uskup Ma memimpin umat berdoa kepada Tuhan untuk memberkati Paus baru sehingga ia bisa memimpin Gereja untuk mencapai persatuan dan berkembang.

Namun, status tak sah Uskup Ma menimbulkan kebingungan di kalangan beberapa pengamat Gereja.

Salah satu pengamat tersebut, yang meminta tak menyebutkan namanya, mengatakan hal itu “aneh” bahwa pemerintah Beijing akan mengirim pesan kemauan baik kepada Paus baru sementara membiarkan Uskup Ma melanjutkan penahbisan “pada momen penting ini.” Pengamat itu mengatakan sebuah “tindakan yang memecahbelah Gereja.”

Beberapa umat beriman melihat tindakan Uskup Ma sebagai konfrontatif.

“Apakah Ma memberikan sinyal kepada Paus baru bahwa ia dan Gereja Cina akan berpegang teguh pada prinsip Gereja independen?” kata salah satu dari mereka, seraya bertanya-tanya apakah Takhta Suci akan mengucilkan Uskup Ma, karena ia telah berulang kali melanggar hukum Gereja.

Penahbisan terhadap Pastor Paul Yue Bangshuang dari etnis Yi dari Keuskupan Dali dan Pastor Joseph Bu Shuncai dari etnis Jingpo dari prefektur apostolik Zhaotong, berlangsung di sebuah gereja kecil di kota Ruili, di perbatasan dengan Myanmar.

Para imam baru itu adalah lulusan dari seminari masing-masing di provinsi Hebei dan provinsi Shaanxi, dan ditahbiskan diakon oleh Uskup Ma pada Desember lalu.

Tiga ribu umat Katolik menyaksikan upacara penahbisan imam kedua etnis Jingpo di Cina. Enam imam dan beberapa orang awam dari Myanmar, semua etnis Jingpo, menyeberangi perbatasan untuk bergabung dengan upacara itu.

Ini adalah ketiga kalinya Uskup Ma telah menahbiskan imam-imam – dua pada April 2008 dan enam pada Maret 2012 – sejak tahun 2006, ketika ia ditahbiskan sebagai uskup tanpa mandat kepausan.

Pada saat itu, Roma mengeluarkan pernyataan keras menentang tindakan Cina terkait “penahbisan sendiri”, tetapi tidak mengumumkan sanksi kanonik terhadap Uskup Ma.

Tahun 2010, Uskup Ma terpilih sebagai ketua Konferensi Waligereja Cina dan wakil ketua Asosiasi Patriotik Katolik Cina. Organisasi yang tidak diakui oleh Vatikan.

Bulan ini, Uskup Ma kembali dinominasikan sebagai anggota Konferensi Konsultasi Politik Rakyat Cina, badan penasehat pemerintah.

Sumber: Illicit ordination on same day as pope’s inauguration

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi