- UCAN Indonesia - https://indonesia.ucanews.com -

Pemimpin Gereja Katolik ikut menangani konflik Sabah

 

Ketua Presidium Konferensi Waligereja Filipina  Mgr Jose Palma pada Senin mengatakan ia akan membawa konflik antara Malaysia dan Kesultanan Sulu menjadi perhatian Vatikan.

Uskup Agung Palma dari Cebu membuat jaminan setelah bertemu dengan Sultan Sulu, Jamalul Kiram III, Senin.

“Saya percaya ada lembaga di Roma yang dapat melayani kasus ini,” kata Uskup Agung Palma setelah pertemuan itu.

Hampir 5.000 orang Filipina telah meninggalkan Sabah sejak kekerasan berdarah meletus bulan lalu antara para pengikut sultan dan pasukan keamanan Malaysia. Sekitar 4.721 orang diperkirakan telah mengungsi ke Mindanao, demikian laporan Badan Pengurangan Risiko Bencana Nasional dan Manajemen.

Uskup Agung Palma mengatakan situasi di Sabah tidak terkait agama, tapi orang yang “mencari perdamaian dan keharmonisan.”

“Ada cara umat Kristen dan Muslim mencari perdamaian, terutama situasi di Sabah,” kata prelatus itu setelah berbicara 30 menit dengan Kiram. Pertemuan tersebut difasilitasi oleh Relawan Melawan Kejahatan dan Korupsi dan Koalisi Gausbaug untuk Perdamaian dan Resolusi Kemanusiaan Sabah.

Uskup Agung Palma meninggalkan Filipina Senin untuk menghadiri Kongres Ekaristi Internasional di Vatikan.

Putri Sultan Jaycel Kiram menyampaikan terima kasih kepada Uskup Agung Palma, mengatakan pertemuan itu menunjukkan “solidaritas Muslim-Kristen di Filipina.”

“Kesultanan Sulu menginginkan perdamaian. Apa yang benar-benar ingin dilakukan adalah duduk bersama dan berbicara,” katanya. “Baik Malaysia maupun Filipina, jika mereka benar-benar ingin masalah ini diselesaikan, mereka harus membuktikannya [melalui dialog].”

Sekitar 200 pengikut Kiram, yang dipimpin oleh Putra Mahkota Sulu Pangeran Agbimuddin Kiram, berangkat ke Sabah pada 12 Februari dalam upaya “merebut kembali” tanah air mereka, yang mengakibatkan konflik dengan pasukan keamanan Malaysia.

Pemerintah Malaysia kemudian merespon dengan melakukan serangkaian serangan, yang mengakibatkan 60 orang tewas.

Sabah adalah rumah bagi ribuan Muslim Filipina yang telah meninggalkan daerah itu akibat beberapa dekade perang di Mindanao.

Sumber: Archbishop to step in on Sabah conflict [1]