- UCAN Indonesia - https://indonesia.ucanews.com -

Para pemimpin agama desak Kerry ke Korea Utara

 

Para pemimpin sipil dan agama di Korea Selatan (Korsel) telah mendesak Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry mengunjungi Korea Utara (Korut) sebagai langkah untuk memecahkan  krisis di Semenanjung Korea, setelah ancaman aksi militer dari Korea Utara.

Selama konferensi pers hari ini di Fransiscan Center di Seoul, perwakilan dari 44 kelompok sipil dan agama  mendesak dialog antara pemerintah Korut dan Korsel.

Upaya pemerintah Korsel dan AS untuk dialog “bisa dijadikan sebagai momentum untuk memecahkan krisis,” kata mereka.

Kerry akan mengunjungi Korsel besok sebelum ke Cina pada hari Sabtu.

Para peserta konferensi pers itu juga mendesak Korut untuk mengadakan dialog, bukan dengan provokasi militer.

“Pemerintah Korea Selatan pertama-tama harus mengusulkan dialog dengan pemerintah Korea Utara,” kata Chung Hyun-back, wakil bersama dari Solidaritas Rakyat untuk Demokrasi Partisipatif.

“Pemerintah Korea Utara harus mengadakan dialog dengan pengusaha Korea Selatan di kompleks Kaesong,” katanya.

Pada Senin, Korut menghentikan pengiriman pekerja ke  Kaesong, secara efektif menghentikan operasinya. Hal ini juga memperingatkan asing untuk mengevakuasi warga negaranya dari Korsel demi keselamatan mereka.

Korut juga telah memperingatkan warga Korea Selatan di Kaesong dan diplomat asing di Pyongyang untuk meninggalkan Korut sebelum 10 April.

Pada awal April, Korut mengancam melakukan serangan terhadap AS dengan rudal jarak jauh, dalam menanggapi sanksi PBB dan latihan militer bersama antara Amerika Serikat dan Korsel.

Saling ancaman militer dan permusuhan telah meningkat sejak peluncuran roket Korea Utara pada Desember lalu, kata peserta dalam konferensi pers itu.

Sejak tahun 2006, PBB telah melarang Korut terhadap setiap peluncuran rudal balistik dan pengembangan bom nuklir.

Pastor Luke Ahn Chung-suk, penasihat Asosiasi Imam Katolik untuk Keadilan, mengatakan kepada ucanews.com di sela-sela konferensi pers itu bahwa “korban terbesar dari setiap konfrontasi militer atau permusuhan adalah 70 juta warga Korut  dan Korsel.”

Sumber: Leaders ask Kerry to go to N. Korea [1]