UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Intoleransi antarumat beragama tantangan untuk gubernur baru

Juni 14, 2013

Intoleransi antarumat beragama tantangan untuk gubernur baru

 

Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran, Muradi mengatakan, ada 5 tantangan yang harus dihadapi gubernur Jawa Barat (Jabar) yang baru. Apalagi, keduanya tidak mendapatkan dukungan secara mayoritas dari pemilih di Jabar.

“Yang paling serius adalah mengatasi masalah dan kasus intoleransi antarumat beragama. Kasus intoleransi di Indonesia ini paling tinggi di Jabar,” kata Muradi.

Gubernur Ahmad Heryawan dan Wakil Gubernur Deddy Mizwar telah dilantik oleh Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Kamis (13/6) di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Bandung. 

Sejumlah kelompok hak asasi manusia (HAM) telah menjadikan Jawa Barat sebagai wilayah dengan intoleransi yang signifikan. Ini yang harus diperhatikan Gubernur Heryawan dalam masa jabatannya yang kedua ini.

Wahid Institute mencatat 102 kasus intoleransi dan pelanggaran terhadap kelompok minoritas agama tahun 2012, termasuk 40 insiden yang terjadi di Jawa Barat, termasuk izin mendirikan bangunan (IMB).

Heryawan mengatakan bahwa peraturan saat ini untuk mendapat IMB rumah ibadah sudah sesuai Perber 2006 Pasal 28 yang  menetapkan bahwa pemimpin lokal harus membantu memfasilitasi proses untuk mendapatkan izin.

Dia mengatakan bahwa dia berharap isu yang terkait dengan rumah ibadah bisa diselesaikan selama lima tahun ke depan.

Terkait Ahmadiyah, Heryawan mengatakan serangan terhadap Ahmadiyah telah mereda sejak pemilihan gubernur pada 24 Februari, seraya menambahkan bahwa ia ingin melindungi semua agama.

“Kami ingin mentolerir jemaah Ahmadiyah … tetapi ketika mereka mengubah keyakinan Islam fundamental, dengan mengatakan bahwa mereka adalah Muslim, itu adalah masalah besar saat ini. Ada aturan khusus tentang Ahmadiyah. Jika ada seseorang yang mengajar dan menyebarkan ajaran nabi baru setelah Nabi Muhammad, maka itu merupakan tindakan yang salah.”

Ahmad Suaedy, peneliti dari Wahid Institute, mengatakan bahwa Jabar adalah intoleransi dan kekerasan agama yang paling banyak di Indonesia selama lima tahun terakhir.

“Intoleransi dan kekerasan tersebut tidak hanya terhadap HKBP, tetapi juga terhadap kelompok-kelompok Islam lain seperti Ahmadiyah, dan menentang Islam tradisional, tradisi lokal dan masyarakat adat,” jelas Suaedy.

Ia mengatakan, “Jawa Barat selama lima tahun terakhir telah dipimpin oleh seorang gubernur dari PKS. Ketika [Ahmad] terpilih menjadi gubernur, ia melarang sejumlah kesenian tradisional Jawa Barat, yaitu Jaipongan, karena dianggap bertentangan dengan Islam.”

“Ya, kekerasan adalah tindakan kriminal. Kapan pun hal itu terjadi kepada siapa pun kita menyerahkan hal itu kepada pihak berwenang, yakni polisi,” tambah Heryawan.

Sumber: Suara Pembaruan, The Jakarta Globe

Foto: sinarpaginews.com

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi