UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Para Uskup diserang dan ditangkap oleh polisi

Desember 12, 2013

Para Uskup diserang dan ditangkap oleh polisi

 

Kemarin (11/12) polisi di Delhi, India menembakkan meriam air kepada puluhan uskup, pastor dan suster sebelum melakukan penangkapan selama protes untuk menuntut diakhirinya diskriminasi terhadap Kristen Dalit.

Uskup Agung Anil Couto dari Delhi termasuk di antara mereka yang ditangkap.

Setidaknya 10 biarawati dan dua pemimpin awam cedera dalam aksi brutal polisi tersebut, ketika orang Kristen menentang perintah polisi dan tetap bertahan di gedung parlemen di ibukota negara itu.

Uskup Agung itu bersama dengan beberapa uskup lain dan tokoh awam dibawa ke kantor polisi setempat dan kemudian dibebaskan.

Keuskupan Agung Delhi kemudian mengutuk apa yang mereka katakan adalah taktik brutal polisi.

Para pengacara bersiap-siap “mengajukan kasus pidana terhadap polisi atas tindakan brutal mereka,” kata pernyataan Keuskupan Agung Delhi.

 

12122

 

“Sebenarnya kami tidak mau bertahan di parlemen, tapi … kami menentang perintah polisi sebagai tanda pembangkangan sipil,” kata tokoh awam Katolik John Dayal, yang mengambil bagian dalam reli itu.

Dia mengatakan para pengunjuk rasa hanya ingin menyerahkan surat kepada Perdana Menteri Manmohan Singh.

Uskup Agung Couto juga mengkritik aksi brutal polisi, dengan mengatakan protes itu bagian dari perjuangan mereka untuk mengakhiri “UU yang inkonstitusional”.

“Pemerintah telah menutup telinga terhadap tuntutan orang Kristen. Sekarang mereka melakukan aksi brutal dengan memukuli para pastor dan suster kami dan menangkap kami juga,” katanya.

Protes itu menuntut pencabutan peraturan presiden tahun 1950 karena mengabaikan Konstitusi India untuk Kristen Dalit.

Konstitusi India menjamin kelas yang kurang mampu untuk bekerja di instansi pemerintah dan mendapatkan pendidikan, tetapi orang-orang Kristen dan Muslim di antara kelas-kelas ini ditolak dengan alasan bahwa agama mereka tidak mengakui sistem kasta.

“Ini adalah masalah hak asasi manusia, ” kata Dayal.

“Sayangnya, tidak ada yang bertanggung jawab atas hal ini. Media bersikap diam dengan hal ini; politisi juga tidak peduli. Itulah sebabnya kami melakukan aksi ini,” katanya.

Sumber: UCA News

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi