UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Kaum perempuan dari Poso yang pernah dilanda konflik sektarian mempromosikan perdamaian

April 14, 2014

Kaum perempuan dari Poso yang pernah dilanda konflik sektarian mempromosikan perdamaian

 

Lebih dari 450 perempuan Kristen dan Muslim dari 70 desa di 14 kecamatan di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah yang dilanda konflik berpartisipasi dalam Konferensi Perempuan Poso belum lama ini untuk menghentikan konflik agama.

Poso telah terjadi kekerasan di antara Muslim dan Kristen lokal sejak tahun 1998, yang menyebabkan ribuan tewas dan perpindahan lebih dari 60.000 keluarga. Meskipun perjanjian damai tahun 2001, kekerasan sporadis berlanjut disebabkan oleh rumor yang mengakibatkan kerusuhan berulang.

Sebagian besar peserta adalah perempuan dari daerah pedesaan yang bersedia bekerja untuk membawa kembali perdamaian di Kabupaten Poso yang robek oleh serangan di antara Muslim – Kristen.

Isu-isu yang dibahas pada konferensi ini termasuk hak-hak sipil bagi perempuan, perlindungan perempuan dan anak, partisipasi dalam politik, peran perempuan dalam pelestarian nilai-nilai dan identitas, kontribusi mereka terhadap pembangunan ekonomi serta membangun solidaritas dan perdamaian.

Salah satu penyelenggara, Lian Gogali, mengatakan kelompoknya telah mengunjungi desa-desa untuk menyebarkan kesadaran di kalangan perempuan pedesaan untuk mempromosikan partisipasi politik, sosial, kemasyarakatan dan ekonomi.

Gogali, seorang Kristen, mendirikan Mosintuwu Institute di Poso tahun 2007 sebagai solusi pencegahan potensi konflik ke depan. Sekolah ini mendidik kaum perempuan tentang penyelesaian konflik secara damai dan hak-hak perempuan sehingga mereka dapat mendorong perubahan dalam komunitas mereka dari dalam ke luar, dimulai dengan keluarga mereka sendiri.

Sebagai hasil dari berbagai upaya oleh LSM-LSM seperti Mosintuwu, kesadaran di kalangan perempuan pedesaan dari kedua komunitas telah berbuah sehingga mereka merasa aman dan memiliki kebutuhan sosial-ekonomi mereka terpenuhi. Warga lokal diingatkan saat hidup dengan kelompok agama yang berbeda tidak berarti perang dan semua mereka telah mengalami kehilangan harta benda selama konflik berulang.

Sumber: UCA News

 

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi