UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Jangan pernah berhenti mendanai program AIDS, kata para aktivis Katolik

Juli 23, 2014

Jangan pernah berhenti mendanai program AIDS, kata para aktivis Katolik

 

Para aktivis Katolik, yang berkumpul untuk Konferensi Internasional AIDS ke-20 khawatir bahwa kemajuan medis terkait HIV membuat perhatian menurun dan kekurangan dana untuk melawan virus mematikan itu.

“AIDS bukan lagi merupakan perhatian para donor,” kata Pastor Rick Bauer MM, seorang misionaris AS berbasis di Namibia yang memimpin Jaringan Katolik Internasional tentang HIV/AIDS.

“Orang-orang di bandara bertanya apa artinya pita merah. Lima belas tahun lalu, semua orang tahu tentang lambang tersebut. Sekarang orang tidak memahami karena perhatian media telah menurunkan.”

“Pita ini muncul ketika kami mulai berjuang untuk mengakhiri penyakit itu sebagai darurat kesehatan global hingga tahun 2030,” kata Pastor Bauer kepada Catholic News Service.

“Namun, untuk berhasil, kita harus menjangkau lebih banyak orang untuk mendapatkan pengobatan. Pengobatan adalah sebuah pencegahan yang paling efektif, tapi itu akan sulit dilakukan jika kita tidak bisa fokus pada pengobatan dan tidak memiliki dana.”

Msgr Robert J. Vitillo, penasihat khusus tentang HIV/AIDS untuk Caritas Internationalis, mengatakan langkah-langkah besar pengobatan AIDS telah menyebabkan banyak orang berpikir bahwa AIDS bukan lagi menjadi penyakit yang mematikan.

“Saya berada di Ukraina pekan lalu dan seseorang membawa orang dengan AIDS untuk dirawat di rumah sakit,” kata Msgr Vitillo.

Para donor internasional, khususnya pemerintah AS, mengurangi dukungan mereka untuk program AIDS di negara-negara dimana pertumbuhan ekonominya dianggap “miskin”. Itu adalah salah, katanya.

“Pemerintah ingin mengkonsolidasikan dana mereka dan hanya memberikan hibah yang besar melalui program pemerintah. Di Asia, misalnya, sejumlah negara telah memiliki tingkat ekonomi yang baik. Jadi para donor mengatakan mereka tidak perlu dana lagi. Ini juga keliru,” kata Msgr Vitillo.

“Sejumlah pemerintah mengklaim bahwa mereka dapat menangani sendiri, khususnya terkait perawatan kesehatan, tetapi  tidak efektif, karena apa yang mereka lakukan hanya berkonsentrasi di kota-kota besar. Akibatnya, Gereja-gereja yang telah memberikan perawatan di daerah pedesaan tidak memiliki dana,” tambahnya.

Sumber: UCA News

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi