UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Sejumlah fasilitas paroki di Gaza terkena serangan bom

Agustus 1, 2014

Sejumlah fasilitas paroki  di Gaza terkena serangan bom

 

Ketika staf di paroki Katolik satu-satunya di Jalur Gaza menerima peringatan melalui pesan teks untuk mengevakuasi semua penghuni mereka, mereka mengatakan pihaknya tidak mau pergi ke tempat lain.

Pastor Raed Abusahlia, ketua Karitas Yerusalem yang telah melakukan kontak dengan pastor paroki, mengatakan kepada Catholic News Service bahwa Pastor Jorge Hernandez dari Institut Sabda Inkarnasi dan tiga biarawati yang tinggal di paroki itu yang memiliki 29 anak cacat dan sembilan wanita lansia tidak mau dievakuasi.

Sejak Israel meluncurkan serangan udara ke Gaza pada 8 Juli, pihaknya telah mengirim pesan teks kepada seluruh warga untuk mengungsi jika mereka berada di dekat lokasi yang menjadi target pemboman. Israel membom sebuah lokasi dekat Gereja Katolik Keluarga Kudus pada Rabu pagi (30/7).

Seperti dilansir Kantor berita Vatikan Fides, Pastor Hernandez mengatakan bahwa target utama pengeboman adalah sebuah rumah beberapa meter dari fasilitas paroki itu. Rumah itu benar-benar hancur, sedangkan sekolah paroki, kantor dan beberapa ruangan yang digunakan oleh paroki telah mengalami kerusakan sebagian.

Pastor Abusahlia kepada CNS bahwa semua jendela dari seluruh pelataran gereja itu, serta Gereja Ortodoks Yunani, sudah hancur akibat serangan bom sebelumnya terhadap bangunan di sekitarnya.

“Mereka berada dalam situasi yang sangat sulit,” kata Pastor Abusahlia. “Ini adalah daerah yang sangat berbahaya.”

Dia mengatakan jumlah pengungsi di sekolah paroki, agak jauh dari kompleks paroki, meningkat dari 600 orang hingga 1.400 dalam pekan yang berakhir 30 Juli, dan jumlah pengungsi ditampung oleh Gereja Ortodoks Yunani telah meningkat dari 1.400 menjadi 1.900.

Karitas telah menyediakan mereka dengan susu bubuk, popok dan bensin, hal itu penting setelah serangan pada PLTN di Gaza.

Mereka mengandalkan generator dan gas untuk menjalankannya sangat sulit dan mahal untuk didapat, kata Pastor Abusahlia.

Seperti dilansir Fides, Pastor Hernandez mengatakan: “Kami memiliki malam yang sulit, tapi kami tetap berada di sini. Perang ini tidak masuk akal.

“Segala sesuatu terjadi di sekitar kita,” katanya. “Para militan Hamas terus menembakkan roket dan kemudian bersembunyi di gang-gang. Kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kami tidak bisa mengungsi, tidak mungkin bersama anak-anak.

Keluarga mereka tinggal di sini. Hal ini lebih berbahaya untuk pergi keluar. Kami mencoba untuk tinggal di tempat-tempat yang lebih aman, selalu di lantai dasar.”

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi