UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Paus ingatkan ‘kanker’ keputusasaan dalam Misa di Daejeon

Agustus 15, 2014

Paus ingatkan ‘kanker’ keputusasaan dalam Misa di Daejeon

 

Paus Fransiskus memperingatkan “kanker” keputusasaan yang menimpa masyarakat di negara makmur dan meminta umat Katolik Korea Selatan menolak “model ekonomi tidak manusiawi” dalam Misa pada Jumat, yang dihadiri sekitar  45.000 orang pada perjalanannya pertama ke Asia.

Dengan referensi tingginya angka bunuh diri di Korea Selatan, ia juga memperingatkan “budaya kematian” dapat meliputi negara-negara yang berkembang pesat dimana kaum miskin terpinggirkan.

Ini adalah acara publik pertama setelah kedatangannya di Seoul pada Kamis, yang ditandai uji coba rudal Korea Utara dengan menembakkan serangkaian roket jarak pendek ke laut.

Umat telah memadati stadion Piala Dunia di Daejeon, sekitar 160 kilometer selatan Seoul, beberapa jam sebelum Paus tiba untuk merayakan Misa. Di antara mereka adalah 38 korban dan keluarga korban dari tragedi feri Sewol dimana 300 orang tewas, sebagian besar dari mereka adalah para siswa.

Sebelum Misa, Paus Fransiskus mengadakan audiensi pribadi singkat dengan beberapa kerabat, yang mendesaknya untuk mendukung kampanye mereka, melakukan penyelidikan independen terkait tenggelamnya Sewol.

Tragedi itu telah dipersalahkan pada budaya kelalaian peraturan, yang mendorong nahkoda mengutamakan keuntungan ketimbang keselamatan.

Dalam homilinya, Paus Fransiskus meminta orang-orang Kristen Korea Selatan untuk memerangi “semangat kompetisi yang tak terkendali yang menghasilkan keegoisan dan perselisihan” dan “menolak model ekonomi tidak manusiawi”.

Dia juga berbicara tentang “kanker” keputusasaan yang dapat membuat masyarakat dimana kemakmuran ditampilkan dan  menyembunyikan kesedihan batin yang mendalam.

“Berapa banyak orang muda kita telah putus asa yang telah menjadi korban,” kata Bapa Suci.

Pesan ini dirancang bukan hanya kepada Korea Selatan, tetapi negara-negara berkembang lain di Asia dimana dekade terakhir mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat telah mengabaiakan tantanan sosial.

Pohon-pohon sepanjang jalan menuju stadion diikat dengan pita kuning yang menjadi simbol peringatan bagi mereka yang meninggal di feri Sewol.

“Saya seorang Protestan tapi saya percaya kunjungan Paus akan membantu menyembuhkan luka akibat bencana Sewol,” kata salah satu kerabat korban, Kim Hyeong-Ki.

Ribuan tanpa tiket untuk Misa bersorak dan melambaikan bendera ketika Paus melewati mereka dengan mobil beratap terbuka, berhenti sejenak untuk memberkati anak-anak dan bayi yang dibawa oleh orangtua mereka.

“Saya rasa ini adalah saat yang paling penting dan tak terlupakan dalam hidup saya,” kata Han Hye-Jin, 26, seorang karyawan di Daejeon.

“Saya berharap kunjungan Paus akan membantu negara kami mengatasi hal-hal yang menyedihkan termasuk bencana Sewol,” kata Han.

Ketika Paus memasuki stadion, umat melambaikan sapu tangan putih dan berteriak “Viva Papa” dan “Mansei” (“Hidup” dalam bahasa Korea).

Misa ini diadakan di panggung berkanopi dengan layar raksasa di kedua sisinya, yang dihiasi dengan spanduk yang ditulis dalam bahasa Korea: “Kami selalu akan mengikuti Anda” dan “Kami mencintai Anda”.

Kunjungan Paus telah membawa kegembiraan publik yang luar biasa di negara dengan komunitas Katolik yang sedang berkembang  itu.

Dalam sensus nasional terakhir tahun 2005, hampir 30 persen warga Korea Selatan mengidentifikasi diri mereka sebagai orang Kristen. Mayoritas beragama Protestan, tetapi Katolik adalah kelompok yang paling cepat berkembang, dengan sekitar 5,3 juta pengikut – lebih dari 10 persen dari populasi.

“Ini adalah satu-satunya yang indah untuk bisa melihat Bapa Suci secara langsung,” kata Helena Sam, 46, seorang pengusaha di Daejeon.

“Saya hanya berharap bahwa pesan perdamaian dan rekonsiliasi dari Bapa Suci akan menyebar ke saudara-saudara kami dan umat Katolik di Korea Utara,” katanya.

Korea Utara telah diundang untuk mengirim sekelompok umat Katolik untuk menghadiri Misa khusus “rekonsiliasi” Korea oleh Paus Fransiskus di Seoul pekan depan, namun pihaknya menolak karena kerja sama latihan militer Korea Selatan-AS.

Kunjungan Paus bisa memicu era baru pertumbuhan Gereja Katolik di Asia dan ia akan mendapatkan kesempatan untuk mengirim pesan ke benua itu pada Jumat ketika ia bertemu ribuan orang muda Katolik yang berkumpul di Daejeon untuk Hari Kaum Muda Asia.

Baca juga: Pope-warns-of-cancer-of-despair-at-mass-in-daejeon/71694

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi