UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Paus Fransiskus beatifikasi 124 martir Korea

Agustus 16, 2014

Paus Fransiskus beatifikasi 124 martir Korea

 

Pada Sabtu pagi Paus Fransiskus merayakan Misa di Lapangan Gwanghwamun untuk membeatifikasi 124 martir Korea.

Ratusan ribu umat, kebanyakan mereka berasal dari kelompok-kelompok Gereja dari seluruh Korea Selatan, menghadiri upacara terbuka, yang diadakan di tengah cuaca yang panas.

Misa beatifikasi adalah inti dari lima hari kunjungan Paus dengan operasi keamanan besar-besaran – jembatan, jalan dan stasiun kereta bawah tanah ditutup, dan polisi penembak jitu dikerahkan ke atas atap-atap gedung.

Paus pertama mengunjungi Tempat Doa  Para Martir Seosomun untuk memperingati 27 dari para martir yang akan dibeatifikasi, sebelum menuju alun-alun melalui jalan-jalan yang dipenuhi dengan umat –  yang terbesar sejak Misa Paus Yohanes Paulus II di Manila tahun 1995, yang dihadiri sekitar 4 juta orang.

Seorang martir yang paling menonjol di antara mereka yang akan dibeatifikasi adalah bangsawan abad ke-18, Paul Yun Ji-Chung, yang menjadi martir pertama Korea ketika ia dieksekusi tahun 1791.

Menurut Gereja, sekitar 10.000 warga Korea dibunuh dalam 100 tahun pertama setelah Gereja Katolik diperkenalkan ke Semenanjung itu tahun 1784.

“Mereka tahu tantangan menjadi murid Kristus… dan bersedia untuk menjadi korban,” kata Paus Fransiskus dalam homilinya setelah upacara beatifikasi.

Pada abad ke-18 dan 19, mereka yang bertobat menjadi Katolik umumnya diarak dari Gwanghwamun barat daya ke Gerbang Seosomun dimana mereka dieksekusi di depan umum.

Paus Fransiskus mulai hari itu di tempat doa seorang martir di Seosomun dan kemudian kembali Gwanghwamun, dengan kendaraan beratap terbuka dan melambaikan tangan kepada ribuan umat yang menyambut dengan sukacita di kedua sisi jalan.

Panitia telah merasa prihatin dengan keluarga para korban bencana feri Sewol pada April lalu, yang telah berkemah di Gwanghwamun selama berminggu-minggu untuk mendorong penyelidikan independen terkait tragedi tersebut, yang menewaskan 300 orang – sebagian besar adalah para siswa.

Akhirnya, 600 anggota keluarga diundang menghadiri Misa. Seorang ayah dari salah satu korban berbicara sebentar dengan Paus sementara di belakang mereka para pengunjuk rasa memegang poster bertuliskan: “Kami ingin kebenaran”.

Meskipun dukungan Bapa Suci pada kelompok itu, pemerintah belum mau melakukan investigasi independen empat bulan setelah feri tenggelam di lepas pantai selatan negara itu.

Paus dijadwalkan membaptis salah satu bapak dari korban, awalnya dijadwalkan pada Sabtu, namun ditunda hingga Minggu.

Meskipun Uskup Agung Andrew Yeom Soo-jung dari Seoul membuat sambutan singkat tentang “keadilan dan hak asasi manusia” saat menyambut Paus Fransiskus, namun Misa itu sendiri jarang menyimpang dari peran Paul Yun Ji-Chung dan 123 martir lain.

Korea Selatan sudah menjadi rumah bagi 103 orang kudus, sebuah negara dengan jumlah martir terbanyak keempat di dunia.

Di depan Gwanghwamun, gerbang utama Dinasti Joseon  menyiksa dan mengeksekusi ribuan orang Katolik Korea.

Selain  memuji peran dan pengorbanan para martir, Paus Fransiskus juga kembali mengucapkan terima kasih kepada Gereja Korea Selatan terkait kemajuan mengejutkan dalam beberapa tahun terakhir.

“Hari ini adalah hari sukacita besar bagi semua orang Korea,” kata Paus dalam pidato beatifikasi di Seoul, yang juga ditampilkan  di layar raksasa dan siaran langsung melalui televisi ke seluruh negeri itu.

“Warisan Beato Paul Yun Ji-chung dan teman-temannya – integritas mereka dalam mencari kebenaran, kesetiaan mereka pada prinsip-prinsip tertinggi agama yang mereka memilih untuk memeluk, dan kesaksian mereka tentang amal dan solidaritas … ini adalah bagian dari sejarah yang kaya orang Korea,” tambahnya.

Steve Finch, Seoul, Korea Selatan
Sumber: UCA News

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi