UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Paus desak kaum muda Katolik Asia menjaga iman dan identitas nasional mereka

Agustus 18, 2014

Paus desak kaum muda Katolik Asia menjaga iman dan identitas nasional mereka

 

Paus Fransiskus mendesak ribuan orang muda Katolik Asia untuk menjaga iman tanpa kehilangan identitas nasional mereka.

Pesan itu disampaikan  Bapa Suci pada hari Minggu, dalam Misa penutupan  Hari Kaum Muda Asia di Korea Selatan, yang dihadiri ribuan orang muda Katolik, yang memiliki  keberagaman budaya.

Di Haemi, sebuah kota martir Katolik, dimana Misa itu diadakan Paus meminta orang muda Katolik dari lebih dari 25 negara untuk “membangun” Gereja dan mendekatkan diri dengan Gereja, dan bersikap lebih rendah hati.

“Sebagai orang muda tidak hanya di Asia tetapi juga sebagai putra dan putri dunia ini, Anda memiliki hak dan kewajiban untuk mengambil bagian penuh dalam kehidupan masyarakat,” kata Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa penutupan tersebut.

“Jangan takut menunjukkan iman Anda pada setiap aspek kehidupan sosial,” tegas Bapa Suci.

“Sebagai orang Asia … Anda melihat dan mencintai semua yang indah, mulia dan benar dalam budaya dan tradisi Anda. Namun sebagai orang Katolik, Anda juga tahu bahwa Injil memiliki kekuatan untuk memurnikan, meningkatkan dan menyempurnakan tradisi ini,” lanjutnya.

Cina dan Korea Utara pada khususnya Komunitas Kristen telah mengalami tantangan dalam beberapa tahun terakhir pada apa yang mereka anggap sebagai ancaman ideologi Barat.

Sebelum Misa Hari Kaum Muda Asia, Juru Bicara Vatikan, Pastor Federico Lombardi mengatakan Paus sangat ingin membangun jembatan dengan Beijing karena hubungan di antara keduanya masih tegang terkait otoritas dalam pentahbisan.

Meskipun Cina dilaporkan telah berupaya menghentikan umat Katolik awam dan imam datang ke Korea Selatan untuk berpartisipasi dalam kunjungan Paus ke wilayah tersebut, namun sejumlah umat Katolik dari Cina tetap menghadiri Misa bersama Paus di Haemi pada Minggu.

Sekelompok kecil yang mengatakan mereka berasal dari Beijing dan kota-kota lain di seluruh negeri itu meminta agar kelompok mereka tidak boleh diambil gambar karena takut pembalasan oleh otoritas ketika mereka kembali ke Tanah air mereka.

Para peserta dari negara-negara lain dimana Kristen tetap dibatasi – dan yang masih tidak memiliki hubungan resmi dengan Vatikan juga berpartisipasi.

Siriphone Nirasday dari negara sosialis Laos mengatakan kendala utama yang dihadapinya adalah petugas imigrasi negaranya namun dia berusaha untuk bekerja secara ilegal di Korea Selatan, menjadi tujuan populer bagi para migran miskin dari seluruh negara itu.

“Kadang-kadang (Gereja Katolik di Laos) mengalami kesulitan, di Laos kami memiliki beberapa umat Katolik,” katanya.

Meskipun Asia adalah rumah bagi 70 persen dari populasi dunia –  Korea Selatan dan Cina tetap di antara negara di benua ini dimana jumlah anggota Gereja Katolik terus berkembang.

Vatikan berharap perjalanan kepausan termasuk ke Korea Selatan, dan awal tahun depan ke Filipina dan Sri Lanka, akan membantu menyebarkan iman di wilayah tersebut: kunjungan saat ini telah disambut baik oleh umat Katolik dan termasuk non-Katolik menjelang keberangkatan Paus Fransiskus pada Senin.”

“Setelah lima hari di Korea, kami telah menghidupkan kembali semangat kami untuk Injil,” kata ketua Federasi Konferensi Waligereja Asia, Uskup Agung Oswald Gracias dari Mumbai, India kepada orang-orang muda di Haemi.

“Terima kasih Korea, Tuhan memberkati Anda.”

Baca selengkapnya: Pope-urges-asian-youth-to-keep-their-faith-and-national-identity/71716

 

 

 

 

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi