Paus Fransiskus mulai mengadakan pertemuan tiga hari di Vatikan dengan para Duta Besar Takhta Suci (Nuntius) untuk negara-negara Timur Tengah dan para pejabat Sekretariat Negara dan Kuria Romawi.
Pertemuan itu akan membahas krisis di Timur Tengah, dimana “orang-orang Kristen, bersama dengan agama dan etnis minoritas lainnya” masih “menderita akibat kekerasan yang terus meningkat di seluruh wilayah itu.”
“Tidak ada alasan agama, politik atau kondisi ekonomi yang memungkinkan seseorang untuk membenarkan tindakan,” kata Paus Fransiskus.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada 2 Oktober, juru bicara Vatikan Pastor Federico Lombardi, mengatakan, “Dia (Paus) sendiri ingin mengadakan pertemuan tersebut, dan berterima kasih kepada para peserta atas doa dan merenungkan bersama tentang apa yang harus dilakukan bagi orang Kristen yang tinggal di Timur Tengah dan agama dan etnis minoritas lain yang menderita akibat kekerasan di seluruh kawasan itu.”
Pastor Lombardi menambahkan bahwa Bapa Suci secara jelas menunjukkan rasa solidaritasnya karena ia prihatin di banyak tempat orang menderita akibat perang.
Pastor Lombardi mengatakan Paus Fransiskus menyinggung perdagangan senjata sebagai akar dari banyak masalah saat ini, dan menyatakan keprihatinan atas “tragedi kemanusiaan” yang mempengaruhi banyak orang yang terpaksa meninggalkan negara mereka.
Mengulangi pentingnya doa, Bapa Suci menyatakan harapannya bahwa inisiatif dan tindakan dapat dilakukan “pada berbagai tingkat” untuk “mengungkapkan rasa solidaritas seluruh Gereja dengan orang-orang Kristen Timur Tengah dan melibatkan komunitas internasional dan semua orang akan yang berkehendak baik agar kebutuhan banyak orang yang menderita di wilayah tersebut dapat terpenuhi.”
Perhatian terhadap orang Kristen di Timur Tengah dimulai pada Juli lalu ketika Paus Fransiskus memutuskan mengirim Fernando Kardinal Filoni, Prefek Kongregasi Evangelisasi ke Kurdistan, Irak, di antara orang-orang yang menderita akibat serangan ISIS.
Pertemuan itu dihadiri oleh perwakilan kepausan di Mesir, Israel, Yerusalem, Palestina, Yordania, Irak, Iran, Lebanon, Suriah dan Turki, serta oleh Takhta Suci perwakilan di PBB di New York dan Jenewa dan di Uni Eropa.
Perwakilan Kuria Romawi meliputi: Sekretaris Negara, Pietro Kardinal Parolin, pengganti, Mgr Angelo Becciu, Sekretaris Hubungan Luar Negeri, Mgr Dominique Mamberti, dan Wakil Sekretaris Mgr Antoine Camilleri.
Pertemuan itu dihadiri juga Kardinal Filoni dan kepala dikasteris yang memiliki keterlibatan langsung dengan krisis Timur Tengah – Kongregasi untuk Gereja-Gereja Timur (Leonardo Kardinal Sandri), Dewan Kepausan Dialog Antaragama (Jean-Louis Kardinal Tauran), Dewan Kepausan untuk Persatuan Umat Kristiani (Kurt Kardinal Koch), Dewan Kepausan Keadilan dan Perdamaian (Peter Kardinal Turkson), Dewan Kepausan Pastoral Migran dan Orang Dalam Perjalanan (Antonio Maria Kardinal Veglio) dan Dewan Kepausan Cor Unum (Robert Kardinal Sarah).
Sumber: ucanews.com