UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Pelajar dibunuh, Gereja tolak Presiden Jokowi Natalan di Papua

Desember 15, 2014

Pelajar dibunuh, Gereja tolak Presiden Jokowi Natalan di Papua

Pendeta Benny Giay (kiri) dan Pendeta Socratez Sofyan Yoman (kanan).

 

Tiga Sinode Gereja di Papua menyerukan agar Presiden Jokowi membatalkan niatnya untuk menghadiri Natal di Papua, selain karena pemborosan juga karena rakyat Papua tengah berduka akibat kematian lima pelajar akibat tembakan.

Ketua Sinode Gereja Kemah Injil (Kingmi) Papua, Pendeta Dr. Benny Giay, Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua (PGBP), Pendeta Socratez Sofyan Yoman, dan pendeta senior di lingkungan Gereja Kristen Injili (GKI) Papua, Pendeta Selvi Titihalawa, memberi keterangan pers di P3W, Padang Bulan, Jayapura, Papua, Kamis (11/12).

Menurut Pendeta Giay, pemimpin Gereja di Papua dengan tegas menolak kedatangan Presiden Jokowi yang akan merayakan Natal di tengah duka dan penderitaan rakyat Papua, secara khusus warga Paniai, dan menghabiskan dana puluhan miliar.

“Rakyat Papua sedang berduka karena pembantaian di Paniai, sedangkan Jokowi ingin merayakan Natal di Jayapura dengan habiskan dana puluhan miliar, damai apa yang Jokowi mau bawa, kami dengan tegas menolak kedatangan Jokowi di Papua,” kata Pendeta Giay.

Pendeta  Giay mengatakan, saat Presiden Jokowi akan datang ke Papua, penculikan, pembunuhan dan pembantaian orang asli Papua masih terus terjadi, karena itu tidak ada artinya Presiden Indonesia merayakan Natal di tanah Papua.

Presiden Jokowi sama saja dengan presiden-presiden terdahulu, datang satu hari Natal, tapi kekerasan jalan terus, yang kami minta Jokowi buat kebijakan yang benar-benar menyentuh hati orang Papua,” kata Pendeta Giay.

Sementara Pendeta Titihalawa, alasan Gereja menolak kedatangan Presiden Jokowi karena Negara belum mengambil tindakan untuk mempertanggungjawabkan perbuatan aparat keamanan yang melakukan pembantaian terhadap enam warga sipil di Paniai.

“Semula kami tidak menolak kedatangan Presiden Jokowi, dan kami yakin dia akan melakukan banyak hal untuk Papua, tapi melihat situasi Paniai yang mencekam karena enam warga sipil dibantai, kami kira Jokowi tidak perlu datang merayakan Natal di Papua,” tegasnya.

Menurut Pendeta Titihalawa, presiden-presiden sebelumnya jika ada kejadian luar biasa, terutama penembakan terhadap warga sipil selalu memberikan pernyataan, tetapi presdien saat ini sama sekali tidak ada pernyataan.

“Kami lihat sama sekali tidak ada pernyataan dari Presiden Jokowi, malahan beberapa pejabat aparat keamanan di tingkat pusat menuduh OPM sebagai pelaku penembakan, ini tidak masuk akal, maka kami tolak kedatangan Presiden Jokowi,” kata Titihalawa.

Sementara itu, Pendeta Socratez Sofyan Yoman menambahkan, menciptakan konflik di tanah Papua, termasuk peristiwa pembantaian di Paniai adalah strategi aparat keamanan untuk menciptakan konflik menjelang kedatangan Jokowi.

“Ini biasa, kalau ada pejabat negara mau datang, harus ada konflik, agar aparat keamanan ditambah, kemudian dana keamanan bisa mengalir ke aparat keamanan, kami menyesalkan pendekatan keamanan yang terus digunakan pemerintah,” tegas Pendeta Yoman.

“Kami minta Presiden Jokowi untuk bertanggung jawab atas peristiwa pembantaian di Paniai, dengan cara membentuk tim investigasi yang independen yang melibatkan lembaga HAM Nasional, dan internasional, guna menyelidiki kebrutalan aparat TNI/Polri di Paniai.”

Pendeta Yoman mengatakan, peristiwa di Paniai jelas-jelas dilakukan oleh aparat Negara, karena itu diharapkan tidak terus menuduh Organisasi Papua Merdeka (OPM) tanpa bukti yang jelas.

“Selama ini OPM berjuang untuk Papua Merdeka, bukan berjuang untuk membunuh warga sipil, saya kira negara harus bertanggung jawab, dan merupakan pembohongan publik kalau ada OPM yang membunuh enam warga sipil,” kata Yoman. (suarapapua.com/porosberita.com/satuharapan.com)

Foto: kabargereja.papua.com

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi