Kunjungan uskup Tiongkok yang tidak diakui Vatikan ke Taipei selama Tahun Baru Cina (Imlek) telah menimbulkan rasa malu bagi Gereja Taiwan, memicu spekulasi bahwa beberapa pejabat di Vatikan mungkin siap untuk mengakui pentahbisan sepihak oleh Beijing.
Uskup Joseph Liu Xinhong dari Provinsi Anhui, Tiongkok, yang ditahbiskan tahun 2006 tanpa persetujuan Vatikan, bertemu dengan para misionaris lokal dan asing selama perjalanan empat hari yang berakhir pada Selasa.
Dia tinggal di Fakultas Teologi Santo Robert Bellarminus di New Taipei City, tempat puluhan imam, biarawati dan semanaris dari Tiongkok belajar.
Tapi, Uskup Agung John Hung dari Taipei mengatakan kepada ucanews.com bahwa dia tidak diberitahu sebelum kunjungan itu, sementara orang awam di Taiwan tidak mengetahui bahwa Uskup Liu adalah salah satu dari delapan uskup di Tiongkok yang tidak diakui oleh Vatikan.
Kunjungan itu diketahui publik ketika seorang perempuan awam mem-posting foto di Facebook saat Uskup Liu makan malam bersama dengan Pastor Mark Fang SJ dan sejumlah imam asing dan lokal serta para biarawati di rumahnya di Taipei. Foto itu kemudian dihapus.
“Saya mengetahui kunjungannya melalui foto tersebut di Facebook,” kata Uskup Agung Hung.
Uskup Liu mengatakan dia tidak secara terbuka mengadakan Misa konselebrasi dengan klerus lain selama berada di Taiwan, suatu tindakan yang akan membuat Vatikan marah, meskipun ia mengatakan kepada ucanews.com bahwa dia mengadakan Misa secara pribadi.
“Saya pergi untuk mengunjungi seorang imam yang sakit,” katanya setelah kembali ke Anhui.
Pastor Fang, yang sebelumnya mengajar Uskup Liu di sebuah seminari di Tiongkok, menolak mengatakan apakah ia telah menyampai undangan tersebut.
Pertemuan antara uskup Tiongkok terlarang itu dan pejabat Gereja di luar negeri dianggap sangat kontroversial karena dianggap melegitimasi janji sepihak oleh Beijing, sehingga merusak otoritas Vatikan.
April lalu, Uskup Joseph Ma Yinglin dari Kunming, yang tidak disetujui Vatikan, juga mengunjungi Taiwan sebagai bagian dari delegasi yang diatur oleh pemerintah Tiongkok. Namun, ia hanya bertemu dengan biksu Buddha di sebuah kuil di Taiwan selatan.
Kunjungan Uskup Liu telah datang pada saat yang kurang tepat, tetapi hubungan di antara Vatikan dan Beijing mulai mencair menyusul dimulainya kembali pembicaraan tahun lalu bertujuan untuk membangun hubungan bilateral untuk pertama kalinya sejak Partai Komunis berkuasa di Tiongkok tahun 1949.
“Uskup Liu tidak bisa datang dengan mudah ke Taiwan. Pasti ada sesuatu di balik itu,” kata seorang pengamat Gereja di Tiongkok yang menolak namanya disebut karena sensitivitas isu tersebut.
“Roma mungkin ingin memecahkan masalah yang luar biasa dari delapan uskup ilegal sebagai respon terhadap pemerintah Tiongkok.”
Secara resmi, Vatikan menyatakan bahwa Beijing harus mengakui hak Vatikan untuk mencalonkan uskup.
Namun, spekulasi telah berkembang dalam beberapa pekan terakhir bahwa unsur-unsur dalam Vatikan mungkin bersedia untuk berkompromi terkait pentahbisan uskup sebagai jalan keluar dari kebuntuan saat ini.
Sumber: ucanews.com