UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Keluarga gubernur Pakistan yang dibunuh menolak tawaran ‘uang darah’

Maret 12, 2015

Keluarga gubernur Pakistan yang dibunuh menolak tawaran ‘uang darah’

Salam Taseer (kanan) mendampingi Asia Bibi (tengah) pada sidang perdana terkait kasus penghujatan.

 

Keluarga Salman Taseer, mantan gubernur Pakistan yang dibunuh oleh pengawalnya sendiri karena  berbicara menentang UU Penghujatan kontroversial, pekan ini menolak tawaran dari kelompok-kelompok  Islamis untuk mengampuni pembunuhnya dengan imbalan uang.

Namun, keluarga Taseer menyambut baik seruan para ulama ‘untuk diskusi  yang sehat tentang kasus Mumtaz Qadri.

Qadri, seorang mantan penjaga pasukan elit, menembak Taseer hingga tewas di sebuah pasar di Islamabad pada Januari 2011 beberapa minggu setelah gubernur Punjab itu bertemu Asia Bibi, seorang wanita Kristen, yang dijatuhi hukuman mati karena dituduh melakukan penghujatan.

Shahbaz Bhatti, seorang menteri Katolik, dibunuh dua bulan setelah pembunuhan Taseer. Kedua adalah kritikus vokal terhadap penyalahgunaan UU Penghujatan yang keras dan mendorong reformasi.

Pada Selasa, para ulama yang mewakili kelompok-kelompok Sunni Braveli menawarkan uang kepada keluarga Taseer demi pembebasan Mumtaz Qadri, yang hukuman mati ditegakkan oleh pengadilan Pakistan awal pekan ini.

“Kami siap untuk diskusi  yang sehat tentang  masalah Mumtaz Qadri,” kata seorang klerik. “Kami akan menghadap Mahkamah Agung untuk memenangkan pembebasan Qadri.”

Dalam sebuah pernyataan, keluarga Taseer menolak tawaran itu.

“Atas nama keluarga saya, saya ingin menyatakan  bahwa tawaran tersebut dinilai  sebagai penghinaan terhadap memori ayah saya, yang mati demi  prinsip. Tidak akan ada diskusi tentang topik uang darah dengan saya atau anggota keluarga saya. Oleh karena itu Jamiat Ulema-i-Pakistan, Jamaat Ahle Sunnah, Pakistan Sunni Tehreek dan Aleansi Sunni Pakistan secara tegas diminta untuk tidak menghibur pikiran kami dengan  tawaran seperti itu, ” kata pernyataan yang dikeluarkan oleh putra tertua Taseer, Shaan Taseer.

“Selanjutnya, kelompok-kelompok itu   telah mengatakan bahwa mereka ‘siap berdiskusi  yang sehat mengenai masalah Mumtaz Qadri. Saya menyambut tawaran ini dengan sepenuh hati  bahwa dialog semacam itu termasuk diskusi tentang UU Penghujatan, dan bukan pada uang darah. Jika pihak serius tentang ‘debat yang sehat’ mereka harus terlebih dahulu secara terbuka mengecam penggunaan atau ancaman kekerasan terhadap orang atau pihak yang tidak setuju dengan sudut pandang mereka.”

Dia mengatakan dia mengundang kelompok-kelompok  agama untuk menentukan tempat dan waktu untuk perdebatan tentang masalah ini,  seraya menambahkan bahwa ia sepenuhnya mengakui hak semua pihak untuk menantang putusan Pengadilan Tinggi di Mahkamah Agung dan mendorong mereka untuk melakukannya.

Sumber: ucanews.com

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi