Paus Fransiskus mengatakan pada Rabu bahwa anak-anak tidak pernah bersalah dan menyerukan orang dewasa untuk membangun sistem yang tidak merusak dimana anak-anak dieksploitasi dan ditinggalkan.
“Saudara-saudari hendaknya berpikir tentang hal ini dengan baik: Anda tidak boleh mempersalahkan anak-anak,” kata Paus kepada para peziarah di Lapangan Santo Petrus untuk audiensi umum, 8 April.
Bapa Suci berbicara dengan mengacu pada banyak anak dalam situasi sulit, mereka terpaksa ditinggalkan keluarga karena masalah sosial dan ekonomi.
“Kita berpikir tentang anak-anak yang tidak ingin atau ditinggalkan, anak-anak di jalanan, tanpa pendidikan atau kesehatan, anak-anak yang dilecehkan,” katanya.
Ada beberapa orang yang mencoba untuk “membenarkan diri mereka sendiri,” mengatakan bahwa anak-anak bersalah karena mereka menimbulkan kemiskinan, kelaparan dan kerapuhan, lanjut Paus.
Bagi seorang anak untuk mengalami hal-hal ini adalah “memalukan,” katanya, tapi “jangan melemparkan dosa-dosa kita kepada anak-anak”.
Seorang anak, katanya, “tidak boleh disalahkan. Kesalahan itu adalah dunia orang dewasa, sistem yang kita bangun, yang menghasilkan kantong-kantong kemiskinan dan kekerasan, dimana yang paling lemah yang paling terpukul.”
Fokus Paus Fransiskus tentang penderitaan anak-anak melanjutkan refleksi sebelumnya tentang berkat dan karunia anak-anak bagi orangtua dan dunia. Tema ini sesuai sinode tentang keluarga, yang ia mulai musim gugur lalu dalam rangka persiapan Sinode Uskup Luar Biasa tentang keluarga pada Oktober mendatang.
“Anak-anak tidak pernah bersalah, dan penderitaan mereka menjadi alasan bagi kita untuk mengasihi mereka lebih banyak,” tegas Paus.
Dia melanjutkan, dengan mengatakan bahwa setiap anak yang mengemis uang di jalan-jalan dan ditolak perawatan medis dan pendidikan, adalah sebuah tangisan penderitaan yang “menyakitkan yang langsung ke jantung Bapa, dan menuduh sistem yang telah dibangun oleh orang dewasa”.
Terlalu sering anak-anak ini menjadi mangsa penjahat yang mengeksploitasi mereka untuk perdagangan atau kekerasan, kata Bapa Suci.
“Dalam setiap kasus, masa kecil mereka dilanggar secara fisik dan rohani,” katanya, seraya menjelaskan bahwa stabilitas sosial, promosi keluarga, kurangnya kejahatan dan kemungkinan pekerjaan yang layak, semuanya berkontribusi, “tanpa diragukan lagi,” untuk meyakinkan anak-anak sebuah rumah yang baik.
Tidak peduli keadaan, kata Paus Fransiskus, tidak ada anak yang dilupakan oleh Bapa mereka di surga, dan “tidak ada air mata mereka hilang, sebagai tanggung jawab kita tidak hilang”.
Anak-anak adalah tanggung jawab bukan hanya dari orangtua mereka, tapi semua orang, jelasnya.
Paus kemudian mencontohkan banyak “orangtua yang luar biasa” yang berkorban besar untuk anak-anak mereka setiap hari, dan mengatakan, Gereja melayani mereka “dengan perhatian terhadap kaum ibu dan tegas membela hak-hak anak”.
“Gereja selalu menularkan berkat dari Tuhan kepada anak-anak dan keluarga,” katanya, dan berdoa agar keluarga selalu merawat anak-anak mereka dan tidak khawatir dengan “biaya”.
Cara ini diperlukan bagi anak-anak, katanya, “sehingga mereka tidak dipersalahkan, tapi selalu tahu nilai mereka tak terbatas”.
Paus Fransiskus menutup pidatonya dengan berdoa agar anak-anak tidak boleh menderita akibat “kekerasan dan arogansi orang dewasa.”
Sumber: ucanews.com