UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

KAA harus komitmen lawan perbudakan ekonomi negara maju

April 21, 2015

KAA harus komitmen lawan perbudakan ekonomi negara maju

Romo Antonius Benny Susetyo

 

Peringatan ke-60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) harus menghasilkan sebuah komitmen solidaritas bersama untuk mengangkat martabat bangsa-bangsa di kedua benua.

Pendiri Setara Institute Romo Antonius Benny Susetyo mengatakan setiap negara Asia Afrika diharapkan punya kemandirian, dari sisi politik dan ekonomi untuk melawan musuh bersama.

“Yaitu praktik perbudakan seperti dominasi ekonomi, eksploitasi sumber daya alam, dan intervensi dari negara-negara maju,” ujar Romo Benny, di Jakarta, Minggu (19/7).

Pemerintah Indonesia dan pemerintah negara-negara Asia Afrika, ujar dia, juga harus merumuskan apa yang menjadi perhatian bersama. Yaitu mengangkat martabat setiap manusia di kedua benua tersebut dengan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. Sehingga setiap negara di Asia dan Afrika memiliki kemajuan peradaban, pemenuhan HAM, semangat antikorupsi, dan sumber daya alam yang memadai untuk menyejahterakan rakyatnya.

Dengan begitu, lanjut dia, KAA akan menciptakan Asia Afrika menjadi kekuatan nilai kemandirian baru. “Sebagai penyeimbang atas tatanan dunia yang saat ini didominasi oleh kekuatan pasar dan korporasi,” ucap dia.

Untuk itu, dia berharap KAA 2015 tidak hanya jadi ajang nostalgia semata. Tapi juga merupakan kesempatan mengembalikan pikiran tokoh-tokoh pendiri KAA. Seperti Presiden Soekarno dan Presiden India, Jawaharlal Nehru, dalam konteks dunia saat ini.

“Kalau pada masa Soekarno dulu yang jadi musuh bersama adalah kolonialisme, kini musuh bersamanya adalah perbudakan melalui eksploitasi ekonomi. Itu yang harus berani dilawan oleh pemerintah negara Asia Afrika,” ucap dia.

KAA harus punya dampak buat pemuda di Asia dan Afrika

Ketua Presidium Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Lidya Natalia Sartono mengungkap hal tersebut.

“Sebagai tuan rumah, Indonesia tidak boleh ketinggalan dalam mengambil peran strategis mendorong isu-isu yg berdampak positif untuk kepentingan bersama antar negara anggota KAA demi menegaskan semangat bersama,” ungkap Lidya.

Hal yang tak kalah penting, lanjut Lidya, perlu juga dipikirkan kerjasama di bidang pemuda antar negara-negara anggota KAA. Momen KAA ini diharapkan juga punya dampak besar untuk generasi muda di Asia dan Afrika.

“Agar ke depan konferensi ini terus dapat dilanjutkan oleh generasi muda antar negara-negara anggota KAA,” demikian Lidya. (aktual.co/jpnn.com)

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi