UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Polisi India tangkap 16 orang setelah serangan terhadap sekolah Katolik

April 22, 2015

Polisi India tangkap 16 orang setelah serangan terhadap sekolah Katolik

 

Polisi telah menangkap 16 orang setelah sekitar 60 orang dari kelompok garis keras Hindu menerobos masuk ke dua sekolah Katolik di India bagian timur, Selasa kemarin.

Para pemimpin Kristen mengatakan serangan itu merupakan bukti kampanye fundamentalis menentang sekolah-sekolah yang dikelola misionaris di Negara Bagian Jharkhand.

Polisi di kota Hazaribagh, dimana serangan itu terjadi, mengatakan sebuah kelompok dari Akhil Bharatiya Vidyarthi Parishad (ABVP), sayap mahasiswa dari Bharatiya Janata Party  (BPJ) India berkuasa, berusaha menutup dua sekolah tersebut.

Para pemuda “mendobrak pintu gerbang dan melompat lewat tembok dan  masuk ke dalam sebuah sekolah. Polisi tiba tepat waktu dan tidak ada banyak kerusakan,” kata Arvind Kumar Singh, wakil inspektur polisi di Hazaribagh, kepada ucanews.com.

Singh mengatakan, polisi menangkap 16 orang terkait serangan itu  dan mengganggu para siswa.

Suster Clerita De Mello, kepala sekolah Salib Suci, mengatakan kepada ucanews.com para penyerang membawa bendera ABVP dan juga meneriakkan slogan-slogan menentang orang Kristen dan misionaris.

Suster De Mello mengatakan massa  mengobrak-abrik  kursi di sekitar kantornya dan menuntut agar dia menutup sekolah itu. Dengan nada  “mengancam”, sejumlah penyerang bertanya – mengapa sekolah tidak memasang gambar Saraswati, dewi Hindu.

Suster De Mello mengatakan bahwa mereka menulis slogan-slogan kasar di tembok sekolah,  dan mengancam  sekolah itu.

Para pemimpin Kristen mengatakan Negara Bagian Jharkhand, yang dipimpin oleh BJP, telah menyaksikan kampanye menentang orang Kristen sejak BJP berkuasa tahun lalu menyusul kemenangan telak bagi partai itu dalam pemilihan parlemen.

Serangan yang “bagian dari rencana untuk menakut-nakuti para misionaris” di daerah miskin, dimana banyak orang dari komunitas suku tinggal, kata Pastor Gerald D’Souza.

Dia mengatakan serangan dan kampanye “intensif” setelah ketua BJP Amit Shah mengunjungi negara bagian itu dan mengadakan pertemuan dengan para pemimpin BJP lokal awal bulan ini.

Kelompok garis keras Hindu telah “melecehkan sekolah-sekolah Kristen,” katanya, seraya menjelaskan bahwa dalam banyak kasus mereka mengeluh bahwa sekolah-sekolah Kristen tidak mengalokasikan 25 persen dari kursi mereka kepada anak-anak yang kurang beruntung secara ekonomi seperti yang dituntut oleh hukum federal.

Namun, keputusan Mahkamah Agung mengatakan bahwa sekolah yang tidak menerima bantuan keuangan dari pemerintah dibebaskan dari klausa.

Para kepala sekolah dari semua 11 sekolah Katolik di Hazaribagh mengajukan memorandum pada Jumat lalu kepada para pejabat distrik itu mencari intervensi pemerintah terhadap apa yang mereka lihat sebagai kampanye anti-Kristen.

“Kekerasan, rasa tidak aman dan ancaman,  adalah sangat sulit bagi kami untuk fokus pada kerja normal di  sekolah,” kata pejabat pendidikan dalam memorandum tersebut.

Pastor PJ James, kepala sekolah Santo Xaverius, mengatakan massa mencapai gerbang sekolah setelah meninggalkan sekolah Salib Suci, tetapi polisi tiba pada waktunya untuk mencegah mereka.

Dia mengatakan kepada ucanews.com bahwa polisi mengambil lima anggota dari kelompok  itu.

“Mereka meminta saya menutup sekolah. Tidak ada gunanya berdebat dengan mereka,” katanya, seraya menambahkan bahwa sekolah yang dikelola Muslim juga dilecehkan.

Sumber: ucanews.com

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi