- UCAN Indonesia - https://indonesia.ucanews.com -

Gereja diharap suarakan perlawanan terhadap kekerasan

 

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise berharap agar Gereja-gereja di Nusa Tenggara Timur dapat membantu menyuarakan perlawanan terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak. Ini dimintakannya, karena karena wilayah Indonesia Timur, khususnya NTT masih tinggi tingkat kekerasannya.

“Kementerian kami saat ini telah bekerja sama dengan organisasi gereja-gereja di Indonesia untuk membantu kami dalam menghentikan aksi kekerasan terhadap perempuan dan anak,” katanya usai menyempatkan blusukan di Kupang, Rabu (3/6), seperti dilansir sinarharapan.com.

Dalam kunjungannya, Menteri Yohana menyambangi tiga lokasi; yakni Sekolah Dasar Inpres Liliba yang disebut sebagai sekolah ramah anak, Gereja Jemaat Efata serta Puskemas Ramah Anak Pasir Panjang di daerah tersebut.

“Saya harapkan agar dalam khotbah-khotbah gereja dan di ibadat-ibadat lingkungan, tolong diserukan persoalan perempuan dan anak, supaya bisa mengurangi angka kekerasan di NTT ini,” tuturnya.

Menteri Yohana mengatakan pihaknya juga telah dimintai oleh kementerian sosial untuk mendata, perempuan dan anak-anak yang rentan akan kekerasan agar bisa mendapatkan bantuan sosial.

Pesan sama ditegaskannya dalam kunjungannya ke SD Inpres Liliba, Kota Kupang. Ia berharap agar jangan sampai terjadi kekerasan antara pihak sekolah dengan anak dan antara anak dengan anak.

“Salah satu persyaratan agar sebuah kabupaten kota disebut sebagai layak anak, harus ada sekolah yang ramah anak, dan saat ini Kupang sudah mempunyai itu,” tambahnya.

Kunjungan Menteri Yohana ke SD Inpress Liliba tersebut juga untuk memastikan dan melihat secara langsung bahwa sekolah tersebut sudah ramah anak atau belum, sebab muncul pemberitahuan dari wali kota Kupang Jonas Salean bahwa sekolah tersebut ramah anak.