UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Suu Kyi mengadakan kunjungan bersejarah ke Tiongkok

Juni 11, 2015

Suu Kyi mengadakan kunjungan bersejarah ke Tiongkok

 

Pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi mendarat di Beijing kemarin untuk membangun hubungan terutama menjelang pemilu penting di negaranya dan hubungan yang bermasalah dengan Tiongkok.

Suu Kyi dijadwalkan akan bertemu pemimpin Tiongkok, musuh selama bertahun-tahun  dan Beijing adalah pendukung utama junta militer Myanmar.

“Suu Kyi akan tiba di Beijing dan bertemu dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, dan Perdana Menteri Li Keqiang,” kata Han Thar Myint, juru bicara Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), yang dipimpin Suu Kyi.

Pembicaraan itu diharapkan akan menghindari HAM dan fokus pada pembangunan hubungan  sebelum pemilu paling penting di Myanmar dalam satu generasi –  NLD diharapkan meraih suara  meskipun  konstitusi melarang Suu Kyi menjabat presiden.

“Tiongkok menyambut siapa saja yang memiliki  niat baik dan tidak mendendam  masa lalu,” demikian kantor berita Tiongkok, Xinhua mengatakan kemarin dalam sebuah editorial tentang Kyi.

Kunjungan lima hari itu terjadi di tengah hubungan yang tegang dengan Tiongkok karena Myanmar ternyata mencondong ke Barat, pembebasan Suu Kyi dari tahanan rumah tahun 2010, dan terpilihnya wanita itu sebagai anggota parlemen tahun 2012.

Tiongkok  marah dengan  pemerintah kuasi-sipil Myanmar menyusul serangan bom udara kepada pemberontak pada  Maret di perbatasan Tiongkok bagian utara, menewaskan sedikitnya empat petani di Provinsi Yunnan.

“Kami berharap bahwa pihak Myanmar akan menjawab permintaan  Tiongkok, menghentikan peperangan, meredakan ketegangan, dan memulihkan perdamaian, stabilitas dan ketertiban di daerah perbatasan Tiongkok-Myanmar,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hong Lei dalam konferensi pers kemarin.

Tiongkok telah dikontrol ketat  selama  kunjungan Suu Kyi dan melarang liputan media atas perjalanannya, sementara surat kabar dan media  milik negara itu tidak  menyebutkan statusnya sebagai pemenang Hadiah Nobel Perdamaian.

Masih belum jelas apakah dia akan mengangkat kasus dua peraih Nobel – Dalai Lama yang masih di pengasingan, dan Liu Xiabo yang dipenjara 11 tahun karena menerbitkan manifesto demokrasi.

Pada akhir bulan lalu, Dalai Lama menyarankan Suu Kyi berbuat lebih banyak  membantu Rohingya, minoritas Muslim yang telah menghadapi penganiayaan di negara bagian Rakhine.

“Tiongkok memiliki kecenderungan mencegah setiap diskusi tentang catatan HAM di luar negeri,” kata William Nee, seorang peneliti Amnesty International berbasis di Hong Kong.

Sumber: ucanews.com

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi