Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bukanlah malaikat maut, sehingga Vatikan bebas berkolaborasi dengan badan internasional itu serta semua orang yang memiliki pengaruh politik, kata Uskup Marcelo Sanchez Sorondo, dekan Akademi Kepausan untuk Ilmu Pengetahuan.
Gereja akan terus bekerja sama dengan PBB pada setiap proyek bersama yang “tidak bertentangan dengan ajaran Gereja,” katanya pada konferensi pers belum lama ini.
Akademi Vatikan itu akan mensponsori satu hari simposium pada 22 Juli menindaklanjuti prakarsa PBB tentang Sustainable Development Solutions Network, yang dipimpin oleh pakar ekonomi AS Jeffrey Sachs.
Akademi itu juga mensponsori lokakarya sepanjang hari, 21 Juli, mengumpulkan 60 walikota dari seluruh dunia untuk mengambil langkah-langkah konkret terhadap bentuk perbudakan modern di wilayah mereka. Para walikota tersebut juga akan menghadiri acara Vatikan hari berikutnya dengan harapan menambahkan suara dan dukungan mereka untuk tujuan pembangunan berkelanjutan yang akan disampaikan untuk kesepakatan di PBB pada September.
Pertemuan ini merupakan yang kedua akademi kepausan itu yang telah diselenggarakan tahun ini dengan para pemimpin kunci dan penasihat dari PBB.
Sementara beberapa keberatan dengan Vatikan bekerja sama dengan organisasi-organisasi dan individu yang mempromosikan pengendalian penduduk di mana cara ini jelas melanggar ajaran Gereja, kata Uskup Sanchez.
“Undangan ini terbuka untuk semua orang. Jika Anda ingin mengundang orang lain, kami akan sangat senang,” kata uskup itu menjawab wartawan tentang mengapa 12 walikota Italia berpartisipasi dalam konferensi itu.
Uskup Sanchez mengatakan ide untuk pertemuan itu berasal dari akademi kepausan dengan masukan tambahan dari jaringan pembangunan PBB.
“PBB bukan setan. Tapi, justru sebaliknya,” katanya.
Beato Paus Paulus VI, yang merupakan Paus pertama yang mengunjungi PBB, mengatakan kepada Majelis Umum tahun 1965 bahwa organisasi dunia yang diwakili jalan wajib peradaban modern dan perdamaian dunia, kata Uskup Sanchez. Paus berturut-turut menunjukkan jenis yang sama dukungan dengan kunjungan mereka sendiri untuk PBB, juga, katanya.
“Oleh karena itu, saya tidak melihat bagaimana bisa ada masalah” dengan berkolaborasi dengan PBB, terutama karena akademi telah bekerja dengan banyak organisasi dunia lainnya dan pemimpin, katanya.
Sumber: ucanews.com