UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Puluhan orang tewas di seluruh Asia Selatan akibat banjir

Agustus 3, 2015

Puluhan orang tewas di seluruh Asia Selatan akibat banjir

 

Hujan deras telah membawa malapetaka di  sebagian besar Asia Selatan pada Juli yang mengakibatkan puluhan orang tewas, menghancurkan rumah-rumah, dan memaksa ribuan orang mengungsi.

Di Pakistan, lembaga manajemen bencana negara itu melaporkan bahwa 86 orang tewas selama Juli karena hujan lebat memicu banjir bandang.

Banjir  telah berdampak bagi sekitar 500.000 orang, terutama di Provinsi Punjab dan Provinsi Sindh serta Gilgit Baltistan. Ini termasuk sekitar 170.000 orang yang terpaksa mengungsi, menurut Otoritas  Penanggulangan Bencana Nasional Pakistan.

Lembah Chitral, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa termasuk yang paling parah akibat  banjir dan hujan deras, yang mengakibatkan  32 orang tewas.

Banjir telah menyapu kami semua, rumah, barang-barang, dan ternak kami,” kata Muhammad Azam, 55, kepada ucanews.com. “Lebih dari 150 rumah telah hancur total di desa kami.”

Shahab Khan, 17, seorang siswa SMA mengatakan kepada ucanews.com bahwa banjir melanda sekolahnya.

“Lebih dari 100 siswa belajar di sekolah kami,” katanya. “Mereka dihadapkan dengan situasi yang tidak pasti.”

Karitas Pakistan yang menilai situasi di daerah yang terkena dampak banjir di keuskupan Islamabad-Rawalpindi dan keuskupan Multan.

“Banyak keluarga masih tanpa tempat tinggal,” kata Amjad Gulzar, direktur eksekutif Karitas Pakistan.

“Kami mengalami bencana nasional karena  bajir  merendam seperlima dari negara itu. Uskup Agung Karachi Mgr Joseph Coutts  juga telah menghubungi kami dan menyatakan keprihatinannya kepada  mereka yang terkena dampak.”

Di Banglades, hujan lebat dan banjir pada 30 Juli menewaskan sedikitnya tiga orang.

Sekitar 60.000 orang telah dievakuasi di distrik Cox Bazar di tenggara Banglades, demikian Iftekharul Islam, kepala Operasi Bantuan Departemen Manajemen Bencana pemerintah.

Awal pekan ini, topan memicu tanah longsor di tiga kabupaten di Banglades tenggara, meninggalkan tujuh orang tewas dan ribuan orang mengungsi. Ribuan warga desa pesisir dievakuasi untuk mengantisipasi air pasang, kata para pejabat.

Dampak siklon  juga dirasakan di negara Myanmar bahwa banjir besar menewaskan sedikitnya 27 orang dan menggenangi rumah-rumah dan ladang puluhan ribu orang.

Air yang naik, banjir bandang dan tanah longsor telah menghancurkan jalan, kereta api, jembatan dan rumah-rumah, demikian lapor Global New Light of Myanmar yang dikelola negara pada  31 Juli.

Pihak berwenang telah meminta masyarakat  pindah ke tempat yang lebih aman  di wilayah Sagaing, dan Sittwe, ibukota negara bagian Rakhine.

Rakhine sudah menjadi tuan rumah sekitar 140.000 pengungsi, terutama Muslim Rohingya, yang tinggal di kamp-kamp sementara sejak kekerasan komunal tiga tahun lalu.

Seorang warga dari desa Bumay di pinggiran Sittwe mengatakan rumah yang baru dibangun di beberapa kamp pengungsian di dekatnya diterjang banjir setelah badai pada 30 Juli.

Di bagian India, pihak berwenang juga melaporkan kerusakan hebat akibat  badai dan hujan. Pihak berwenang di negara bagian Gujarat, mengatakan banjir bandang menewaskan  26 orang pekan lalu.

Hujan dan angin kencang juga menghambat komunikasi di utara negara itu, meningkatkan kekhawatiran bahwa penduduk desa mungkin berdampak.

“Lebih dari 2.000 desa dari Gujarat utara telah berdampak akibat banjir,” kata petugas jaga di ruang kontrol darurat negara itu kepada AFP. “Kami telah kehilangan kontak dengan sebagian besar desa  dan tidak ada informasi yang datang dari daerah-daerah itu.”

Nepal masih belum pulih dari gempa besar yang melanda negara Himalaya pada April. Tanah longsor yang disebabkan oleh hujan lebat menewaskan  29 orang pada 30 Juli, menurut pejabat setempat.

Sumber: ucanews.com

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi