UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Gereja Katolik Myanmar bantu korban banjir

Agustus 7, 2015

Gereja Katolik Myanmar bantu  korban banjir

 

Gereja Katolik di Myanmar bergerak cepat dalam upaya membantu para korban banjir di daerah yang lebih beresiko terendam  banjir yang meluap dari Sungai Irrawaddy.

Pelayanan Sosial Karuna Myanmar, biro sosial Gereja Katolik, mengatakan pihaknya sedang menyalurkan bantuan darurat  selama enam minggu ke depan.

Myanmar telah mengalami banjir, angin kencang dan tanah longsor di 12 negara bagian dan sejumlah wilayah, termasuk negara bagian Chin yang mayoritas Kristen dan negara bagian Rakhine dimana  lebih dari 100.000 orang yang  mengungsi sebelumnya akibat kekerasan sektarian sudah tinggal di kamp-kamp darurat.

Musim hujan lebat telah menewaskan sedikitnya 69 orang  dan 270.000 orang lain terkena dampak serius, demikian Global New Light of Myanmar, media yang dikelola negara itu, 6 Agustus.

Pekan ini, pihak berwenang mendesak orang di daerah dataran rendah, termasuk bagian dari Delta Irrawaddy, mengungsi karena sungai bergelombang telah mencapai tingkat  yang berbahaya.

Upaya Karuna akan fokus pada distribusi makanan dan air minum, membuat  tempat penampungan sementara dan membangun toilet darurat. Ini akan menggunakan sebanyak 28.000 dolar AS dari Dana Prapaskah untuk membantu para korban di delapan keuskupan serta bantuan darurat lain sebesar 12.000 dolar AS.

Karuna di Keuskupan Pathein telah membentuk tim tanggap darurat yang sedang mempersiapkan untuk memulai upaya bantuan, 7 Agustus.

“Kami bersama-sama dengan LSM lainnya akan mendistribusikan makanan kepada masyarakat yang terkena dampak banjir di Hinthada, Myanaung dan Kyan Khin di Delta Irrawaddy,” kata Pastor Henry Eikhlein, ketua  Karuna Keuskupan Pathein.

Karuna Pathein sudah berpengalaman dalam operasi bantuan, setelah membantu para korban  Topan Nargis tahun 2008.

Namun, situasinya berbeda di Keuskupan Hakha di daerah terpencil negara bagian Chin, dengan lebih dari 1.000 keluarga terkena dampak dan tunawisma akibat banjir bandang dan tanah longsor.

“Ini adalah pertama kalinya untuk sebuah situasi buruk di Hakha, jadi kami tidak siap untuk bencana,” kata Pastor Joseph, ketua Karuna Keuskupan Hakha, selama pertemuan dua hari di pusat Karuna di Yangon pekan ini.

Karuna Hakha telah mengevakuasi warga  sejak 31 Juli, ketika pemerintah negara itu meminta bantuan dalam merespon banjir. Akses ke daerah-daerah terpencil masih mengalami tantangan dan harga pangan yang tinggi, kata imam itu.

Menurut Program Pangan Dunia, hampir 208.000 orang kini diperkirakan membutuhkan bantuan pangan segera di wilayah delta itu. Ribuan orang telah kehilangan rumah, mata pencaharian, tanaman dan makanan serta benih. Dampaknya akan memperburuk rawan pangan dan gizi buruk, katanya dalam sebuah pernyataan pers.

Palang Merah Myanmar juga bertujuan memberikan bantuan darurat kepada 35.000 orang  yang paling terkena dampak di seluruh kota-kota di negara bagian Rakhine dan negara bagian Chin serta wilayah Magway dan Sagaing.

Sumber: ucanews.com

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi