UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Ketua MPR RI: Pemuda Katolik diharapkan beri sumbangan pemikiran kebangsaan

Agustus 24, 2015

Ketua MPR RI: Pemuda Katolik diharapkan beri sumbangan pemikiran kebangsaan

Zulfikli Hasan (Foto: liputan6.com)

 

Ketua Majelis Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Zulfikli Hasan mengharapkan Pemuda Katolik memberikan sumbangan pemikiran kebangsaan untuk menjaga keberagaman Indonesia.

“Acara Pemuda Katolik bagus. Kami harapkan kongres ini melahirkan pemikiran-pemikiran intelektual untuk menjaga kebangsaan dan merefleksikan sistem ketatanegaraan kita,” kata Zulfikli saat memberikan sambutan dalam acara pembukaan Kongres Pemuda Katolik XVI, di Pacific Palace Hotel, Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (22/8).

Pada kesempatan tersebut, Zulfikli mengatakan bangsa Indonesia sudah memilik konsensus yang bagus pada awal kemerdekaan. Sejak 18 Agustus 1945, para pendiri bangsa telah menghasilkan empat konsensus dasar – Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

“Dengan konsensus tersebut, para pendiri bangsa berjuang agar tidak boleh ada satu daerah pun yang tertinggal. Siapapun, tanpa memandang suku, agama, ras semuanya sama karena kita adalah Indonesia. Kita saling menghormati dan tidak ada diskrimansi,” kata Zulfikli, seperti dilansir beritasatu.com.

“Karena itu, saya harapkan Pemuda Katolik harus menjaga keberagaman agar bangsa Indonesia tetap ada,” ujar Ketua Umum PAN ini.

Demokrasi Indonesia harus sesuai tujuan nasional

Zulkifli Hasan mengatakan demokrasi adalah modal politik yang dapat menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dengan mewujudkan tujuan negara sebagaimana termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

”Oleh karena itu, dalam menerapkan demokrasi secara konsisten, kita harus memastikan bahwa demokrasi yang dijalankan harus benar-benar berorientasi pada tujuan nasional yang telah disepakati,” kata Zulkifli, seperti dilansir republika.co.id.

Menurut Zulkifli, demokrasi dibangun melalui proses yang sangat panjang. Karena itu, untuk memahaminya diperlukan suatu proses pendidikan demokrasi.

Ia menambahkan, demokrasi yang sedang Indonesia jalankan adalah demokrasi yang sedang berproses menemukan tata kehidupan bernegara yang ideal, yang mampu menuntun terwujudnya pemerintahan yang efektif.

”Karena demokrasi menempatkan rakyat pada posisi sentral yang memberikan mandat kepada penentu kebijakan negara,” ujarnya.

Saat ini, lanjut dia, Indonesia butuh pemimpin yang berorientasi kepada kepentingan, kemajuan, dan kejayaan bangsa dan negara. Bukan kepada kepentingan pribadi dan golongan, bukan untuk melanggengkan kekuasaan kelompok, dan bukan pula kepemimpinan yang membiarkan hidupnya budaya anarkisme, budaya kekerasan, dan budaya korupsi, kolusi dan nepotisme.

Keragaman merupakan anugerah Tuhan

Zulkifli Hasan juga mengatakan keberagaman suku dan agama patut disyukuri oleh seluruh rakyat Indonesia.

“Keragaman merupakan anugerah Tuhan. Tantangan kita bukan lagi soal keberagaman,” kata Zulkifli dalam acara yang digelar di Batam, Kepulauan Riau, Sabtu, seperti dilansir antaranews.com.

Perbedaan menurut dia, merupakan sarana untuk saling mengenal dan untuk bisa saling bekerjasama. “Itu yang harus kita kembangkan,” ucapnya melalui siaran pers MPR.

Lebih lanjut Zulkifli mengatakan bahwa saat Indonesia merdeka 70 tahun yang lalu, pendiri bangsa telah sepakat membangun konsensus bersama bahwa tak boleh ada yang tertinggal dalam soal pembangunan apapun suku dan agama seseorang.

Oleh karena itu, katanya, isu-isu mengenai suku dan agama tak boleh didengungkan kembali. Tugas MPR adalah untuk menyosialisasikan hal ini sebab bangsa ini tak boleh mundur.

 

 

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi