UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Para uskup AS belajar isu migran di Malaysia

Agustus 31, 2015

Para uskup AS belajar isu migran di Malaysia

 

Sebuah delegasi dari Konferensi Waligereja Amerika Serikat (AS)  mengunjungi Malaysia belum lama ini dan mengadakan  serangkaian pertemuan dengan para pejabat Gereja dan LSM di negara itu untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang permasalahan migran.

Enam uskup dari Konferensi Waligereja AS bertemu dengan berbagai kelompok di Malaysia belum lama ini.

Para delegasi bertemu Uskup Agung Kuala Lumpur Mgr Julian Leow, sejumlah anggota klerus dan staf lain yang terlibat dalam bidang keadilan sosial, kebebasan beragama, dan isu-isu migran.

Para uskup diharapkan mempersiapkan laporan dan menyampaikan isu tersebut sebelum pemerintah mereka dan Gereja membantu kaum migran.

Josephine Tey, salah satu koordinator dari Pusat Pelayanan Migran Komisi Pengembangan Sumber Daya Manusia Keuskupan Agung Kuala Lumpur memberikan presentasi tentang latar belakang dan kondisi migran, pengungsi dan perdagangan manusia di Malaysia saat ini.

Jerald Joseph, Direktur Pusat Komunikasi Masyarakat untuk Hak Asasi Manusia (KOMAS), menjelaskan tentang undang-undang tertentu digunakan membatasi kebebasan berekspresi di Malaysia.

Presentasi Pastor Michael Chua berjudul Melting Pot or Boiling Cauldron membantu delegasi uskup AS sebuah ide umum tentang bagaimana masyarakat di Malaysia terdiri dari berbagai agama, etnis dan politik.

Dia juga berbicara tentang penganiayaan agama yang sedang berlangsung, tidak hanya di kalangan orang-orang Kristen, tetapi juga di kalangan agama-agama minoritas lainnya.

“Setelah mendengarkan sharing Anda, saya tersentuh oleh ketabahan Anda terlepas dari penganiayaan yang Anda hadapi,” kata Uskup Koajutor Seattle Mgr Eusebio Elizondo dan Ketua Komisi Migrasi Konferensi Waligereja AS.

Delegasi Konferensi Waligereja AS juga mengadakan pertemuan dengan Koalisi Etnis Burma (COBEM) di kantornya.

Para delegasi – Uskup Eusebio Elizondo, Uskup Oscar Cantu, Virginia Farris dan Kristyn Peck – mengunjungi tempat penampungan  anak-anak tanpa pendamping dari para Suster Gembala Baik di Ipoh. Shelter ini hanya salah satu dari banyak upaya oleh Suster Gembala Baik untuk membantu perempuan, pemuda dan anak-anak.

Sementara dua anggota lainnya, Matthew Wilch dan Kevin Appleby, bertemu dengan Komunitas Rohingya di Malaysia. Warga Rohingya ini melarikan diri Myanmar menyusul kekerasan komunal tahun 2013.

Sumber: ucanews.com

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi