Umat Katolik di Provinsi Hebei, Tiongkok telah menyerukan untuk membebaskan Uskup Boading Mgr James Su Zhimin, yang telah lama ditahan di penjara mengingat usia yang sudah tua dan sakit.
Permintaan itu muncul setelah pada 29 Agustus Presiden Tiongkok Xi Jinping memberikan amnesti kepada para narapida (napi) veteran perang dan tahanan lansia yang sakit untuk menandai peringatan 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II.
“Meskipun kami tidak tahu kondisi kesehatannya, tapi kami bisa membayangkan bahwa seorang pria lansia berusia 80-an tahun yang sakit itu ibarat lilin dalam angin. Menahan (uskup itu) selama 18 tahun, kini kepemimpinan dan pengaruhnya dalam Gereja telah berkurang, ” demikian pemohon menulis dalam surat ke departemen Partai Komunis yang mengawasi urusan agama.
Pemohon mengatakan pembebasan Uskup Su akan membawa “makna positif dan realistis terukur untuk negara itu”.
Uskup Su, 82, ditangkap tahun 1996 dan dianggap sebagai “perlawanan” oleh pemerintah Komunis karena menolak bergabung dengan Asosiasi Patriotik Katolik Tiongkok yang diakui pemerintah. Dia melarikan diri dari tahanan tahun 1997 sebelum akhirnya ditangkap kembali. Keluarganya menemukan dia secara kebetulan di sebuah rumah sakit di Baoding tahun 2003. Namun, dia tidak pernah terlihat lagi sejak itu.
Keluarganya telah mengimbau para pejabat di Beijing pada Oktober lalu. Yu Zhengsheng melakukan banding kedua pada Januari, mengakibatkan anggota keluarganya dihukum tahanan rumah beberapa hari.
Petisi terbaru yang ditandatangani oleh Su Tianyou, keponakan Uskup Su dan pemimpin awam di Baoding; Pastor Pietro Cui Xingang, mantan ketua tempat ziarah Donglu di Baoding yang kini melayani di Roma; dan Pastor Lu Genjun, vikjen komunitas ‘bawah tanah’ di Baoding dirilis pada Agustus 2014.
Namun, dalam pertemuan 28 Agustus, seorang pejabat mengatakan kepada anggota keluarganya bahwa Uskup Su “dibawa pergi oleh Komisi Politik dan Hukum dari partai” itu belum lama ini dan mereka tidak tahu keberadaannya, kata sebuah sumber yang dekat dengan keluarga uskup itu kepada ucanews.com.
“Para pejabat mengatakan sulit untuk membebaskan dia jika hubungan Tiongkok-Vatikan tidak membaik,” tambah sumber itu.
Hilang
Dua uskup lainnya di Hebei juga telah hilang sejak ditangkap oleh pihak berwenang Tiongkok. Uskup Koajutor Cui Tai dari Xuanhua menghilang setelah ditangkap pada Agustus 2014 sementara Uskup Yixing Mgr Cosmas Shi Enxiang, 94, menghilang sejak 14 tahun lalu.
Seorang sumber sebelumnya mengatakan kepada ucanews.com bahwa Uskup Shi meninggal dalam tahanan pada Januari. Namun, otoritas pemerintah kemudian membantah bahwa Uskup Shi sudah wafat, tapi menolak untuk memberitahukan lokasinya.
Menurut kantor berita resmi Xinhua, ribuan napi veteran perang sedang diampuni dalam amnesti kedelapan sejak berdirinya Republik Rakyat Cina tahun 1949.
Amnesti itu diberikan kepada ribuan tahanan yang tidak dianggap sebagai ancaman bagi masyarakat, termasuk napi yang berperang melawan pasukan Jepang, kata Xinhua.
Amnesti juga membahas uskup di atas 75 tahun, cacat atau sakit, kata Xinhua. Uskup tertua berusia 95 tahun.
Sumber: ucanews.com