Serangan terhadap seorang pendeta di pedalaman Kalimantan telah mempersatukan umat Muslim dan Kristen di sebuah desa terpencil di pulau itu.
Empat pemuda Muslim radikal secara brutal menyerang Pendeta Yuda, yang mengepalai sebuah Gereja di Kalimantan yang didukung oleh Forgotten Missionaries International (FMI).
Umat Muslim setempat membantu para anggota Gereja melakukan identifikasi para pelaku yang menyerang dan memukul Pendeta Yuda, demikian lapor staf FMI Bruce Allen.
Empat pemuda Muslim radikal menyerang pendeta itu pada malam hari dengan melemparkan batu-batu ke gereja, berusaha menghancurkannya. Ketika Pendeta Yuda bangun dan pergi ke lokasi kejadian, “mereka lari,” kata Allen.
“Dia mengejar mereka … satu orang kembali menantang dia dengan palu besi, dan mulai memukul kepala Pendeta Yuda, menyebabkan ia mengalami luka parah.”
Seorang tetangga, yang juga terbangun oleh suara, datang menolong Pendeta Yuda dan membawa dia ke rumah sakit.
Pendeta Yuda dan tetangganya tiba di klinik terdekat, dokter menjahit luka-lukanya dan memberi dia obat penghilang rasa sakit.
Ia dibawa ke pulau lain di mana dia bisa melakukan perawatan lebih lanjut. “Pendeta Yuda dibawa ke rumah sakit lain di mana ada peralatan medis yang baik sehingga mereka bisa memeriksa dan melihat apakah ada pendarahan di otak,” kata Allen.
Desa itu memiliki 98 persen Muslim, dan “pemimpin desa itu, meskipun dia beragama Islam, tidak ingin ada gesekan di antara Muslim dan Kristen di daerah itu,” kata Allen.
Serangan seperti ini juga memiliki potensi untuk mengadu domba umat Muslim dan Kristen, kata Allen.
Biasanya, di desa itu aktivitas para petani sangat tenang dan aman baik suku Melayu maupun suku Dayak.
“Gereja pernah mengalami serangan kecil sebelumnya, biasanya dari luar, dan biasanya kelompok Muslim radikal,” kata Allen.
Sumber: ucanews.com