UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Alquran terjemahan 38 bahasa dipamerkan di Gereja Kristus Raja

Oktober 12, 2015

Alquran terjemahan 38 bahasa dipamerkan di Gereja Kristus Raja

 

Suasana kebersamaan tampak di aula Gereja Kristus Raja Baciro, Minggu (11/10/2015). Umat lintas agama berkumpul untuk menyaksikan pameran kitab suci lintas iman guna memperingati Bulan Kitab Suci Nasional umat Katolik.

Dari sekian banyak hal menarik, ada satu yang terlihat berbeda dari yang lainnya. Salah satu stand memamerkan Alquran yang telah diterjemahkan dalam 38 bahasa berbeda di dunia.

Alquran dari Bahasa Tamil, Gujarat, Telugu, Hindi, Assamese (India), Turki, Kikuyu (Kenya), Igbo (Nigeria), China, Indonesia, Tuvalu, Jepang, Bengali, Vietnam, Pashtu, Albania, Spanyol, Dutch, Denmark, Portugis, Norwegia, Deutsch, Polish dan Inggris tampak dipajang distand yang digagas oleh Jamaah Ahmadiyah Yogyakarta.

Tak berbeda dari terjemahan dalam Bahasa Indonesia, ayat suci yang aslinya dalam Bahasa Arab berada di sisi sebelah kanan sementara terjemahan bahasa-bahasa lain yang digunakan di berbagai belahan dunia diletakkan di sisi sebelah kiri.

Rizky Baihaqi penanggungjawab pameran Jemaat Muslim Ahmadiyah (JAI) Yogyakarta kepada KRjogja.com mengatakan Alquran tersebut diterjemahkan dengan kajian dari tim yang ada di 204 negara dunia.

Menurutnya, tak ada esensi apapun yang ditambah atau dikurangi yang berakibat mengubah isi kitab suci pedoman hidup umat Muslim ini.

“Sebenarnya sudah ada 72 bahasa terjemahan Alquran yang diselesaikan oleh tim penyusun Ahmadiyah, namun dalam pameran ini kita hanya bawa 38 terjemahan karena keterbatasan ruang. Kami tegaskan juga bahwa proses penerjemahan dilaksanakan dengan banyak tahapan dan waktu yang cukup panjang untuk memastikan sesuai aslinya,” terangnya.

Tujuan diterjemahkannya Alquran ke banyak bahasa menurut Rizky untuk memudahkan kaum Muslimin mempelajari makna ayat suci untuk pedoman hidup masing-masing umat. “Seperti dilihat bahwa ayat aslinya dengan bahasa Arab ada di sebelah kanan dan terjemahan di sebelah kiri tujuannya tak lain untuk memudahkan umat Muslim memaknai ayat-ayat tersebut,” ungkapnya.

Sementara itu Ketua Penyelenggara, Ferry Samuel mengatakan pihaknya sengaja mengundang perwakilan umat lintas agama yang tergabung dalam Forum Persaudaraan Umat Beriman (FPUB) DIY untuk mengenalkan pentingnya kerukunan antar umat beragama. Menurut dia, masyarakat Katolik sendiri sering kali terjebak dalam eksklusifitas di mana tak mau mengenal agama-agama lainnya.

“Dengan adanya pameran kitab suci dari berbagai agama kami harapkan umat Katolik bisa semakin memaknai kerukunan antar umat beragama terutama di Yogyakarta. Kita ingin menunjukkan bawasanya seluruh agama bertujuan baik dan dan mengedepankan kedamaian serta persaudaraan,” ungkapnya.

Dalam pameran yang digelar dua hari 10-11 Oktober 2015 beberapa perwakilan umat beragama seperti Pura Jagatnatha, GKI Gejayan, Pondok Pesantren Nurul Ummahat dan Gereja Kristua Raja Baciro turut serta memamerkan kitab suci masing-masing. Tak hanya itu, panggung kesenian lintas umat beragama pun disiapkan untuk mengakomodasi minat berkesenian masing-masing. (KRjogja.com)

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi