UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Kongregasi MC akan menutup pusat-pusat adopsi anak

Oktober 13, 2015

Kongregasi MC akan menutup pusat-pusat adopsi anak

 

Kongregasi Suster-suster Misionaris Cinta Kasih (MC) telah memutuskan akan menutup pusat-pusat adopsi mereka di India, menyusul  peraturan baru pemerintah yang akan mengizinkan keluarga non-tradisional untuk mengadopsi anak.

Didirikan oleh Beata Teresa, kongregasi itu mengelola sejumlah panti asuhan di seluruh India dengan 18  pusat diakui pemerintah yang menawarkan anak-anak untuk diadopsi.

Tapi, kini para biarawati tidak bisa mengelola pusat-pusat adopsi tersebut, kata Suster Mary Prema MC, Superior Jenderal Kongregasi MC dan pengganti kedua Ibu Teresa.

“Keputusan membuat status pengakuan pemerintah terhadap pusat adopsi hanya berlaku untuk India,” kata Suster Prema kepada ucanews.com pada 11 Oktober.

Para biarawati memutuskan ini dengan “sukarela” setelah pusat MC di Kolkata memberitahu tentang  Pedoman Pemerintahan yang baru tentang Adopsi Anak oleh Kementerian Perempuan dan Perkembangan Anak federal, menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan 10 Oktober oleh Sunita Kumar, juru bicara kongregasi MC.

“Jika kami melanjutkan pekerjaan yang didirikan oleh Ibu Teresa, sesuai (dengan) semua ketentuan akan sulit bagi kami,” kata pernyataan itu.

Kesulitan

Pedoman, yang dikeluarkan pada Juli, bertujuan mengatur adopsi nasional. Hal ini membutuhkan semua aplikasi dan pengolahan harus dilakukan secara online.

Dikatakan bahwa seorang wanita lajang yang memenuhi syarat untuk mengadopsi seorang anak dari setiap jenis kelamin.

Ia juga mengatakan orangtua harus diberi kesempatan  melihat laporan foto, studi anak dan uji kesehatan.

Pastor Joseph Chinnayan, wakil sekjen Konferensi Waligereja India, mengatakan ada masalah mendasar dengan klausul ini.

Klausul pertama menyatakan bahwa orang dewasa yang belum menikah,  hubungan sesama jenis, pasangan kumpul kebo, dan mereka bercerai atau berpisah bisa mengadopsi anak, ini bertentangan dengan ajaran Gereja tentang keluarga dan orangtua, katanya.

“Para uskup mendukung keputusan MC,” katanya, seraya menambahkan bahwa para pejabat Gereja akan membahas masalah ini dengan pengacara untuk  mengetahui lebih lanjut tentang konsekuensi dari pedoman tersebut dan cara menanggulanginya.

Menurut Otoritas Sumber Daya Adopsi Pusat, ada hampir 4.000  adopsi di India antara April 2014 hingga Maret 2015.

Suster Prema tidak bisa memberikan jumlah anak  yang diserahkan untuk diadopsi setiap tahun, tetapi ia mengatakan sekitar sepertiga dari adopsi yang dilakukan kongregasinya berada di India.

Panti asuhan akan dilanjutkan

Pernyataan MC mengatakan para biarawati “akan terus melayani sepenuh hati dan gratis kepada anak-anak dari ibu yang tidak menikah, anak-anak dengan gizi buruk dan anak-anak berbagai keterbatasan” di semua lembaga mereka “terlepas dari kasta, keyakinan dan agama.”

Pekerjaan adopsi dimulai oleh Ibu Teresa “telah berbuah dan pengalaman bermanfaat, yang telah mengubah kehidupan ribuan orang,” katanya.

Suster Prema mengatakan kepada ucanews.com bahwa para suster belum memutuskan tentang masa depan anak-anak di bawah perawatan mereka.

Ibu Teresa mulai panti asuhan pertama – Nirmala Shishu Bhavan – di kota Kolkata tahun 1955, lima tahun setelah ia mendirikan Kongregasi Suster-Suster Misionaris Cinta Kasih.

Sumber: ucanews.com

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi