Pintu universitas Katolik pertama di Vietnam di bawah pemerintahan komunis akan segera dibuka pada Mei tahun depan.

Uskup Agung Paul Bui Van Doc dari Ho Chi Minh mengatakan kepada ucanews.com bahwa pemerintah baru-baru ini memberikan izin untuk lembaga pendidikan baru tersebut.

“Hubungan di antara Vatikan dan pemerintah Vietnam menjadi lebih baik dan lebih baik, jadi kami minta dan mereka (pemerintah) menerima,” katanya.

Sekitar 100 mahasiswa akan mulai belajar filsafat dan teologi tahun ini di beberapa ruangan yang disediakan di pusat Konferensi Waligereja Vietnam.

Setelah itu, dalam waktu mendatang, mungkin akan banyak mahasiswa,” katanya. “Itu mungkin bisa seribu atau lebih dari seribu” mahasiswa akan bergabung di universitas ini, kata Uskup Agung Doc.

Vatikan Insider melaporkan bahwa universitas itu akan menyediakan program sarjana, pasca sarjana dan doktor dan juga akan menawarkan kursus dalam ilmu psikologi, kitab hukum kanonik.

Pembangunan universitas itu juga telah mendapat persetujuan dari pemerintah dan Vatikan.

Sementara Gereja Katolik mengoperasi sekolah dari TK hingga tingkat universitas sebelum tahun 1975, namun sedikit kebebasan di sektor pendidikan sejak munculnya komunisme.

Ketika Komunis berkuasa di Utara, hampir satu juta umat Katolik melarikan diri ke Selatan di mana presiden beragama Katolik memperbolehkan Kristen untuk berkembang. Namun, setelah jatuhnya Saigon, kebebasan tersebut terhenti. Seperti agama-agama lain, properti Gereja disita dan mereka sangat dibatasi.

Sejak 1990-an, pemerintah mulai memberikan tanda-tanda toleransi. Sejumlah Kongregasi Suster telah berhasil mendirikan TK di Vietnam dan orang-orang kaya telah membuka sekolah-sekolah swasta Katolik di Kota Ho Chi Minh – karena Gereja tidak bisa beroperasi sendiri.

Universitas ini merupakan langkah besar pertama untuk mendapatkan kembali kontrol dari lembaga-lembaga tersebut, kata Uskup Agung Doc.

Sumber: ucanews.com